Lihat ke Halaman Asli

Pada Suatu Potret

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Matahari masih mengerling mesra

Kala senja datang menata remang

Datang pula rindu, sejernih air mata

Berkisar pada relung jejakMu

Meminjamkan tujuh semburat warna untuk senyum langit terindah

Terburai jejak doa menghiasi ruas usia

; wangi hujanmu memanggil pulang ribuan tanda—ribuan puisi dari bait-baitnya yang sembunyi pada anak puisi sebagai karya

Teliti kuamati pernik waktu yang berjalan di piguraMu

Bersama bianglala diranarasa

Berdiri aku mematung

Nyalakan lentera ala kadarnya

Kolosal cinta masih gigih; setia

Lalu sejenak sepasang angka mengutus rampai rangka doa yang wingit

Untuk s(u)atu potret—pemilik sahaja berjiwa nyala

Untuk s(u)atu karya—dendangkan rima-irama

Watansoppeng, 18 April 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline