Lihat ke Halaman Asli

Gadis Cantik Berbaju Baja

Diperbarui: 24 Februari 2017   11:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Dia adalah seorang sahabat yang dalam waktu sekejap bisa menarikku untuk menganggapnya seorang sahabat. Lebih tepatnya dia adalah teman yang belum lama aku temui.

Parasnya cantik, dengan tubuh mungilnya, aku selalu melihat semangat yang tinggi dalam dirinya, semangat yang bahkan melebihi aku yang orang kira sangat bersemangat. Dan aku belum seujung kukunya.

Berawal dari ketidaksengajaan kita bercakap-cakap gaje, kita mendapati satu kesamaan dalam pribadi kita yang berbeda, “BISNIS”. Yaa… kita berdua hobby berbisnis dengan cara kita masing-masing. Akhirnya kita menemukan sebuah ide untuk memulai bisnis berdua. Sekedar untuk tambahan kantong sebagai sesame anak kos. Karena memang pada dasarnya kita sama-sama suka tertantang dengan bisnis.

Berawal dari bisnis itulah aku main ke kosnya. Motor sudah terparkir cantik didepan gerbang, dan selang beberapa menit dia keluar dan mempersilahkanku masuk. Melewati lorong-lorong tepat di ujung sekitar selang 7-8 kamar, pas pojokan, disanalah dia melepas lelah.

Memasuki kamar kosan sekilas biasa, dan untuk ukuran seorang anak kos yang bekerja sambil kuliah, bisnis demi menambah uang makan, kos-kosannya bisa dibilang cukup mewah, dengan springbad menghadap utara, lemari yang sebagian isinya berisi barang jualannya, meja, computer, TV LED 21” dan juga lemari es. Suasana kamar berukuran 3x4 nampak begitu padat.

Semuanya masih nampak biasa walau terkesan “WAH” untuk ukuran anak kos. Hingga tiba-tiba dia membuka suara,”Kenalkan itu suamiku?”

Jujur saja aku kaget ketika dia menunjuk sebuah foto yang sebenarnya tidak terlalu aku perhatikan karena terlalu banyaknya isi kosan dia.

         Pandangan mataku beralih sebentar ke foto itu dan kemudian menjelajah bebas lagi. Aku kira mereka hanya pacaran dan sudah panggil-panggil suami istri seperti anak-anak jaman sekarang.

         “Barang jualanmu banyak juga ya” Tanyaku seakan tidak peduli dengan kata suami tadi. “Iya dong aku uda pernah jualan macem-macem,” Dia membuka kulkas dan menunjukkan sisa jualannya berupa bakpao karakter, ice cream dan cemilan yang dia stok di ruang tamu kosannya. Aku semakin takjub dengan perempuan ini.

 “Kamu suka baca?” Tanyaku.

“Iya ini banyak bacaan, sisa return dari tempet suamiku kerja”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline