Lihat ke Halaman Asli

Nurul Pratiwi

Fresh Graduate, Penulis

Marah pada Allah Itu Bukan Solusi

Diperbarui: 28 Mei 2024   14:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : google.com/liputan6.com

Halo, Kompasianers...

Aku ingin berbagi tentang film yang baru aku tonton. Film "Tuhan, Izinkan Aku Berdosa" yang terinspirasi dari novel "Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur" karya Muhidi M. Dahlan. 

Film ini sejak awal penayangannya selalu muncul dalam halaman "Untuk Anda" di TikTok, membuatku jadi penasaran. Kalimat-kalimat menyentuh yang diambil dari penonton dalam film itu juga banyak beredar di TikTok. Kalimat-kalimat menyentuh itu rasanya relatable dengan diriku sendiri dan kehidupanku.

Film "Tuhan, Izinkan Aku Berdosa" ini aku baru tahu sudah tayang pada 2023 di festival-festival, dan baru 22 Mei 2024 ini tayang komersil di layar lebar. Film ini diangkat dari kisah nyata yang menceritakan tentang Kiran, seorang mahasiswi yang taat beragama, cerdas, dan punya cita-cita memajukan dakwah. Dia mengikuti organisasi gerakan Islam di kampusnya.

Setelah menonton film ini, aku bisa memahami bahwa cita-cita Kiran yang bisa disebut mulia itu membuatnya menghadapi berbagai cobaan di tengah perjalanan hidupnya. 

Mahasiswi ini dituding memfitnah ulama yang merupakan pimpinan gerakan, diancam karena memfitnah ulama tersebut oleh pengikut gerakan, dan sang ibu percaya pada kabar buruk tentang dirinya itu. 

Kiran mulai frustrasi dan mempertanyakan kesalahannya pada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Cobaan Kiran tidak berhenti sampai di sana. Mahasiswi ini juga sampai dikirimi surat ke indekosnya yang membuatnya lemas dan jatuh terduduk. Reputasinya di kampus pun sudah tak lagi baik.

Cobaan untuk Kiran terus berlanjut. Teman lelakinya yang juga satu kelas dengannya, berjanji akan menjadi orang yang ada untuk Kiran, menghilang mengingkari janjinya itu. 

Kiran yang juga sudah "diapa-apain" oleh teman lelakinya itu semakin hancur hatinya, setelah ibunya tidak lagi percaya padanya. Kiran semakin hancur, dan di tengah hancur hatinya itu, dia mulai mencoba berbaur dengan mahasiswa yang tergabung dalam Mapala. Awal berbaurnya Kiran adalah dengan mencoba menghisap rokok salah seorang mahasiswa itu.

Kiran yang sudah benar-benar frustrasi menjalani hidup, marah akan Allah yang memberikannya semua cobaan itu dan manusia-manusia "munafik" di sekitarnya, hingga ingin menunjukkan bahwa manusia juga bisa punya kekuatan seperti Allah, Tuhan Maha Segalanya. Kiran mengajak salah seorang mahasiswa di Mapala yang menyukai aktivitas mendaki gunung untuk mendaki gunung bersamanya, untuk membuktikan bahwa manusia bisa mempunyai kekuatan seperti Allah. 

Salah seorang mahasiswa itulah yang mendengar dan merespons ceritanya dari awal akan kemarahannya pada Allah. Mahasiswa itu tampaknya paham Kiran benar-benar sudah tidak baik saja dan dia mau menemani Kiran mendaki, meskipun terpaksa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline