Fenomena negeri kita tercinta ini dimana-mana macet, tidak ada daerah yang tidak padat. Jalanan dipenuhi kendaraan bermotor. Semakin hari pengguna jalan raya semakin bertambah tetapi jalanan tetap tidak diperlebar. Jadi, banyaknya jumlah kendaraan tidak diimbangi dengan luasnya jalan.
Setiap hari kecelakaan merajalela. Dengan intensitas kecelakaan yang cukup tinggi, mayoritas penduduk trauma untuk berkendara. Oleh sebab itu, mereka lebih memilih untuk berjalan kaki. Jalan kaki dirasa sebagian besar orang lebih nyaman dan lebih sehat.
Bagi pejalan kaki juga disediakan fasilitas pedestrian dan zebra cross. Namun pada kenyataannya, jalur pedestrian dipenuhi pedagang asongan, area parkir, pengemis dan bahkan pencopet. Tidak berbeda jauh permasalahannya dengan zebra cross. Ketika pejalan kaki ingin menyeberang, rata-rata pengendara tidak mau memberikan kesempatan untuk penyeberang.
Hal ini berbanding terbalik dengan negara-negara di Eropa. Penduduk Eropa lebih senang berjalan kaki, bahkan jalan kaki sudah menjadi kebutuhan hidup di sana. Hal tersebut bisa terjadi karena pejalan kaki sangat dihargai. Ketika pejalan kaki menyeberang jalan, pengendara akan berhenti dan memberikan kesempatan bagi pejalan kaki. Lantas, haruskah orang Indonesia hidup di Eropa agar bisa berjalan kaki setiap hari??
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H