Lihat ke Halaman Asli

Nyoman Era

IRT dimalaysia. Ibu dari 1 putra yang Lucu

Adenomyosis dan Kehamilan

Diperbarui: 22 April 2021   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengetahui penyakit adenomyosis dan pengaruhnya terhadap kehamilan (Sumber : camylla battani via unsplash.com)


Hai semuanya..

Sedikit berbagi tentang pengalamanku tentang kesehatan reproduksi wanita.

Ini adalah pertama kalinya aku mencoba menulis untuk berbagi kepada semua wanita Indonesia dimana minimnya sumber informasi seputar penyakit Adenomyosis

Langsung saja ya.. Ada banyak sekali wanita yang mengalami sakit luar biasa saat menstruasi bahkan begitu sakitnya sampai tidak bisa beraktifitas normal seperti biasa. Hal ini tentunya begitu menyiksa dan harus terus dirasakan berulang setiap bulannya. Saya contohnya pemirsa.. 

Saya memiliki siklus haid rutin 28/29 hari tiapa bulannya. Dengan masa haid 5-7 hari. Lancar dengan banyak gumpalan darah hitam dihari ke 1-3 saat haid. Tapi semakin lama haid saya terasa semakin sakit, tersiksanya luar biasa. 

Alhasil jalan pintas adalah dengan selalu siap dengan obat penghilang rasa sakit seperti ponstan karena panadol sudah gak mempan lagi untuk menghilangkan sakitnya. Saya pun tidak pernah menganggap ini sebagai hal serius sebelumnya karena begitu haid berlalu saya langsung lupa dengan sakitnya. 

Sampai suatu ketika 1 atau hampir 2 tahun lalu saya merasakan sakit yang tak lagi tertahankan tidak hanya diarea perut bawah seperti biasa nya tapi juga sampai kepunggung. Seperti kembung yang menusuk-nusuk seisi perut dan sekitarnya. Saya pun selalu demam dan menggigil hebat selama berhari-hari. Padahal sedang tidak haid dan belum waktunya haid. Alhasil saya masuk rumah sakit. 

Waktu itu saya dirawat di Tropicana Hospital yang sekarang sudah berganti nama menjadi Thomson Hospital Kota Damansara, Malaysia. Gundah gulana tak menentu karena dokter menganggap keluhan saya ini darurat. 

Dihari yang sama tidak hanya tes darah, saya juga melakukan tes CT-Scan dan MRI sampai 2 kali. Ada 4 dokter yang bergantian memeriksa sesuai dengan keahliannya masing-masing. 

Hasil scan menunjukkan adanya pembengkakan di rahim dan ginjal kanan saya. Tapi hasil MRI tidak menemukan ada nya sumbatan yg memicu pembengkakakn pada ginjal karna kebetulan buang air kecil saya pun lancar. 

Opsi terakhir adalah saya harus melakukan laparoskopi pemeriksaan dengan memasukkan kamera keorgan dalam saya karena hasil urin pun terindikasi mengandung darah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline