Lihat ke Halaman Asli

#GantiMentan Amran Jadi Buwas?

Diperbarui: 21 Mei 2019   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kumparan

Dua-tiga hari belakangan ini, marak pemberitaan di media massa yang menyanjung Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso (Buwas). Eks Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) tersebut dinilai pantas didapuk sebagdai Menteri Pertanian (Mentan) yang baru Menggantikan Andi Amran Sulaiman, jika sekiranya Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan reshuffle atas kabinetnya.

Adalah anggota Komisi IV DPR Fraksi PDIP Ono Surono yang mengusulkan nama Buwas untuk masuk ke dalam kabinet Jokowi selanjutnya.  Ia menilai tindak-tanduk Buwas selama memimpin perusahaan logistik pangan pelat merah itu, patut mendapatkan perhatian. Mantan Kabareskrim Polri itu dinilai punya taji berani menolak impor beras dan mampu membuat gebrakan lewat program beras sachet 200 gram.

Senada dengan Ono, pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing bilang Buwas sangat berpotensi jadi Mentan. Apalagi jika ia mampu membuktikan roadmap miliknya di bidang pertanian demi menghentikan impor produk pangan.

"Itu tidak salah bagaimana pandangan dia. Kalau bagus, itu hal yang perlu dipertimbangkan presiden untuk duduk di kementerian itu. Tetapi sajikan dulu strategis dan road map itu lebih bagus dari menteri sekarang. Bisa saja jabatan politis itu dia buat road map bagus. Katakanlah 2 tahun kita setop impor bawang putih, gandum setop impor karena produksi bagus," jelasnya.

netralnews.com


Benarkah demikian? Mari kita sama-sama cermati dua tokoh tersebut.

Masa kepemimpinan Amran diwarnai oleh satu noda besar yang sangat sensitif karena menyangkut kepentingan jutaan rakyat Indonesia.

Ya, noda yang dimaksud adalah impor beras. Kita tentunya masih ingat bagaimana sepanjang tahun 2018 Indonesia telah melakukan impor beras sebanyak 2,25 juta ton dengan nilai US$1,03 miliar. Angka itu jauh melonjak drastis jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2016 impor beras tercatat sebanyak 1,28 juta ton dengan nilai US$531,84 juta. Pada 2017 sebanyak 305,27 ribu ton dengan nilai US$143,64 juta.

Ironis sekali ledakan impor beras terjadi justru disaat Mentan berkoar-koar produksi beras nasional "aman"  dan Indonesia akan surplus beras hingga 400 ribu ton pada November 2018 hingga Januari 2019. Tentu bola impor beras tidak akan bergulir jika bukan Amran sendiri memberikan rekomendasi bukan?

Singkat kata, tak akan ada kebijakan impor beras jika Menteri Pertanian Amran Sulaiman ini berhasil penuhi produksi pangan nasional.

Singkat kata, tak akan ada kebijakan impor beras jika Menteri Pertanian Amran Sulaiman ini Tidak Mengajukan Rekomendasi Impor Beras.

Aneh? Tidak juga. Itulah kenyataan sebenarnya di balik kebohongan Kesuksesan Amran Sulaiman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline