Lihat ke Halaman Asli

Pipa Gas Bawah Laut Blok Masela Ancam Ekosistem Terumbu Karang Maluku

Diperbarui: 23 November 2015   10:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

To the point. Lihat deh peta Google Earth di atas. Itu adalah Kepulauan Tanimbar, Maluku. Perhatikan area berwarna biru muda di sekeliling pulau-pulau. Adalah Terumbu Karang. Bahasa Inggrisnya, Coral Reef.

Secara kasat mata pakai Google Earth saja, terlihat jelas ekosistem Terumbu Karang di Kepulauan Tanimbar. Artinya, kawasan ini tergolong memiliki areal Terumbu Karang yang cukup besar. Wajar WWF cukup concern pada habitat Terumbu Karang di Kepulauan Tanimbar. WWF sudah mengirimkan tim khusus guna menjaga habitat Terumbu Karang disana.

Menurut WWF, habitat Terumbu Karang Tanimbar terancam akibat pola penangkapan ikan oleh masyarakat nelayan setempat yang tidak ramah lingkungan. WWF menggelar penelitian tingkat kerusakan Terumbu Karang di Tanimbar, sekaligus memberikan edukasi dan sosialisasi kepada para nelayan, mengenai penangkapan ikan laut yang ramah lingkungan dan tidak merusak Terumbu Karang.

Apa sih Terumbu Karang itu? Yakin sekali, banyak yang mengira Terumbu Karang itu benda mati, padahal ia hidup. Banyak juga yang menyangka Terumbu Karang adalah tumbuhan, padahal Terumbu Karang adalah Hewan. Hanya saja ‘Hewan’ ini bersimbiosis dengan sejenis Tumbuhan Alga yang disebut Zooxanhellae. Terumbu Karang merupakan salah satu kunci terbentuknya ekosistem perairan yang menjadi pusat hidup sejumlah spesies Biota Laut.

Demikian sekilas info mengenai Terumbu Karang. Penting lho memahami bahwa Terumbu Karang adalah Makhluk Hidup, bukan benda mati. Tak kalah penting, memahami bahwa Terumbu Karang adalah Hewan, bukan Tumbuhan.

Dimana letak pentingnya?

Coba deh, ente mau taruh sepeda motor di areal yang kebetulan banyak batu-batuan (benda mati). Tanpa rasa bersalah ente akan geser-geser itu batu (benda mati), supaya bisa parkir. Kalau memahami Terumbu Karang sebagai benda mati, kira-kira akan sama tak merasa bersalahnya, jika ente mau bangun sesuatu di area Terumbu Karang. Tanpa rasa bersalah mengatakan, “Babat habis saja Terumbu Karangnya, benda mati ngapain dipikirin?”

Tak jauh beda kalau memahami Terumbu Karang sebagai Tumbuhan. Sudah pasti potong sayuran dari pohon lebih mudah dan hampir tidak ada rasa bersalah, ketimbang memotong hidup-hidup seekor ayam. Kenapa? Karena Tumbuhan itu Makhluk Hidup, tapi kebanyakan orang tidak merasa ketika memetik buah atau bunga, sama dengan memotong kaki seekor kucing.

Ada perbedaan signifikan di perasaan seseorang ketika ‘membunuh’ Tumbuhan dengan ‘membunuh’ Hewan.

Jadi, mulai sekarang, kalau anda main di pantai dan melihat Terumbu Karang. Mulailah berpikir kalau Terumbu Karang adalah makhluk hidup yang kalau anda lukai, ia bisa merasa sakit seperti ketika kita melukai seekor kucing.

Kembali ke pembahasan Terumbu Karang Tanimbar. Seperti dinyatakan WWF, saat ini ancaman terbesar Terumbu Karang Tanimbar adalah pola penangkapan ikan masyarakat nelayan setempat. Pola menangkap ikan saja sudah mengancam habitat Terumbu Karang Tanimbar. Apalagi kalau bicara pembangunan pipa gas bawah laut?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline