Lihat ke Halaman Asli

Aris Setya

Seniman

Berkunjung ke Restoran Indonesia di Brussels

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1393801211480611929

[caption id="attachment_325606" align="alignnone" width="300" caption="Burung Garuda di Pintu Masuk Restoran pict.pribadi"][/caption]

Bagi yang tinggal jauh dari tanah air hal tersulit adalah mungkin soal makanan selain mungkin hal-hal lain seperti budaya, bahasa dan cuaca. Beruntung saya tinggal di Belgia tepatnya di Brussels. Di kota ini semua berbeda jauh dengan di Jakarta tempat tinggal saya selama ini. Cuaca disini terkenal paling tidak berhasahabat dengan para pendatang seperti saya, begitu pula makanannya.

Untuk makan sehai-hari saya bisa memasak nasi dan lauk pauk ala Indonesia dengan bumbu-bumbu yang saya dapatkan di toko Asia yang juga menjual pangan dari Indonesia jadi kekhawatiran saya terjawab ketika saya menemukan tempe, indomie, dan kecap serta bahan makanan lainnya di sini. Tapi kadang bosen juga kalau masak sendiri terus-menerus, jika di Jakarta kita bisa dengan mudah ke warteg, waung bakso, nasi padang atau restoransekalipun.

[caption id="attachment_325607" align="alignnone" width="300" caption="suasana di restoran Garuda #pict.pribadi"]

13938012821476355606

[/caption]

Disini jangan harap, untuk sekali makan kita harus rela mengeluarkan kira-kira 15€, jika 1€ rp.15000 sekian bisa bangkrut. Orang Belgia sendiri memang senang makan dirumah bersama keluarga ketimbang ke restoran. Beruntung lagi di Brussels ada dua restoran Indonesia yang bisa saya datangi jika ingin sedang makan makanan yang tidak bisa saya masak karena bahannya tidak tersedia disini.

Satu Resaturant yang cukup tekenal yaitu Garuda Restoran yang terletak di Avenue Adolphe Buyl 25 - 1050Brusselsyang jaraknya lumayan jauh dariapatemen dimana saya tinggal. Di Restoran ini kita bisa menjumpai suasana yang sangat Indonesia dengan ornamen seperti hiasan dari Bali, foto-foto Jawa kuno, Batik dan musik Gamelan terdengar di penjuru restoran, dipintu masuk kita disambut Burung Garuda di dinding, kain batik di meja dan kain ulos di jendela masuk.

[caption id="attachment_325608" align="alignnone" width="300" caption="Sate Kambing,Kerupuk, Ayam Sambel Goreng dan Nasi ,Restoran Garuda#pic.pribadi"]

1393801356898680797

[/caption]

Di belakang ada taman dan patung burung garuda dan pendopo yang sayang sekali ketika saya kesana ditutup karena hujan dan sedang Nampak di renovasi. Saya berharap akan dilayani oleh orang Indonesia atau mahasiswa yang sambil kuliah dan bekerja disana, ternyata saya dilayani oleh pria bule bebaju batik dan berbahasa Perancis.

Ketika melihat menunya saya kegirangan karena menunya sangat menggoda mulai dari Soto, Sate, Bakmi dan Nasi Goreng sampai Rendang. Saya memesan Ayam Sambel Goreng dan teman saya memesan Sate Kambing dan Nasi Putih serta minum teh hangat serta orange jus. Saya berfikir akan mendapat ayam digoreng dan sambel sepeti pecel ayam di Jakarta, ternyata yang muncul nasi putih dan sepiring ayam di siram dengan kari seperti semur daging ayam, beruntung teman saya mendaptkan 8 tusuk sate kambing di atas nyala lilin dengan dialasi daun pisang.

Dengan tersenyum saya nikmati juga walau agak kecewa dan karena harganya mahal. Untuk makan berdua kita menghabiskan 46.50€ atau sekitar 500ribuan. Makananya lumayan enak, suasanya juga sangat Indonesia tetapi kurangnya waktu itu pelayannya kurang ramah menurut saya. Di restoran ini juga ada pertunjukan tari Bali pada hari tertentu.

[caption id="attachment_325610" align="alignnone" width="300" caption="Restoran Wok2Day #pict.pribadi"]

13938015311855293026

[/caption]

Selain Garuda Restoran di Brussels ada satu lagi restaurant Indonesia bernama Wok2Day yang berlokasi di 6 place eugene simonis, Brussels. Disini jangan berharap kita temui ornamen khas Indonesia seperti di Garuda, ini terlihat seperti Café pada umumnya. Malah diputar musik dari timur-tengah. Menunya juga beragam dan harganya jauh lebih terjangkau jika dibanding Garuda. Disini saya memesan Lumpia Ayam dan 3 tusuk sate kambing sebagai makanan pembuka dan untuk menu utama saya memesan Nasi dengan daging rending dan teman saya memilih Ayam Asam Manis.

Ketika makananya muncul memang tidak seperti bayangan saya dan tidak sama seperti di Indonesia, rendangnya sama seperti diberi bumbu kari dan beruntung lagi ternyata pesanan teman saya jauh lebih nikmat dibanding pesanan saya hehe. Untuk makanan penutup ada pisang goreng tetapi dikarenakan porsinya terlalu besar jadi sudah tidak muat d perut kami.

[caption id="attachment_325611" align="alignnone" width="300" caption="Makanan di Restoran Wok2Day #pict.pribadi"]

13938015751843767645

[/caption]

Di sini pelayanya jauh lebih ramah dan sempat berbincang dengan saya dan menanyakan bagaimana makanannya  apakah enak atau tidak? Dan saya menjelaskan jika kurang pedas saja dan dijelaskan bahwa itu disesuaikan dengan perut orang sini. Di restoran ini juga melayanin delivery. Dari restoran tersebut keduanya memang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Untuk sekedar mengobati kerinduan akan makanan tanah air cukup mengobati dan membuat kenyang. Jika memang sedang di Brussels boleh di coba lho.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline