[caption id="attachment_330441" align="aligncenter" width="300" caption="dok.pribadi"][/caption]
Kita dari kecil selalu belajar untuk mengucap salam ketika masuk rumah, bertamu atau di dalam kelas setiap hari ketika ingin memulai pelajaran dan selesai pelajaran. Ada banyak cara dalam mengucapkan salam, apalagi di Indonesia yang memang terdiri dari banyak suku dan agama yang pasti mempengaruhi dalam pengucapan salam.
Saya orang Jawa yang pasti ketika bertamu ke rumah orang atau tetangga pasti akan mengucap ‘kulonuwun’ atau ‘sugeng enjang’ ketika dulu masih sekolah, tapi salam yang paling lumrah digunakan di Indonesia adalah ‘ Assallamuallaikum’ baik jika kita sedang bertamu, bertemu orang yang kita kenal dan lebih tua atau ketika sedang menelepon.
Berbeda dengan salam yang saya temui di Eropa, benua yang katanya berbudaya individualisme, serba cepat dan kurang ramah. Tetapi ternyata tidak juga lho, hampir tiga bulan saya di Belgia dan masih kagok jika harus mengucap salam seperti selamat pagi (bonjour), selamat malam (bonsoir) dan lainnya.
Disini semua orang baik anak-anak, remaja, orangtuapun harus mengucap salam, bukan sebuah keharusan tapi memang sudah tradisinya seperti itu. Ketika kita sedang di lift dan didalam ada orang yang kita tidak kenal pun pasti mereka mengucap salam ‘bonjour’ , kemudian orang yang berdiri dekat pintu akan bertanya lantai berapa? (a quel étage) dan kita pun harus menjawab dengan sopan ‘ lantai 2 terimakasih’ (deuxième étage s’il vous plait, merci).
Dan ketika keluar liftpun mereka selalu mengucap salam perpisahan seperti ‘semoga harimu menyenangkan’ (bonne journée) atau semoga malamnya menyenangkan (bonne soirée) . Disini banyak pendatang dari Maroko yang beragama Islam dan mereka setiap ketemu juga mengucap ‘Assallamuallaikum’.
Mengucapkan terimakasih (merci) juga adalah kata wajib disini , juga kata maaf (pardon) semisal kita sedang berjalan dan tidak sengaja menyenggol lengan maka kita harus mengucap kata maaf (pardon). Dan salam seperti itu kita temui dimana saja, di sekolah, di toko di bank dll. Di Perancis pun seperti itu yang saya temui.
Berbeda dengan yang saya lihat dan alami ketika di Jakarta. Dalam satu lift di dalam satu gedung kantorpun kadang kita tidak saling menyapa dan mengucap salam. Disini salam adalah bentuk penghargaan kita dengan orang lain dan cara kita memperlakukan orang lain.
Saya jadi belajar banyak dari sebuah kalimat yang terdengar sepele atau mungkin hanya kata yang kita dengar dan ucapkan setiap hari. Tapi memulai hari dengan senyum dan mengucap salam ke orang lain meskipun kita tidak kenal adalah sebuah hadiah kita ke orang tersebut dan ke diri kita. Nah..jangan lupa mengucap salam ya… Matursuwun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H