Lihat ke Halaman Asli

nofita widjayanti

Mahasiswi aktif Bimbingan Penyuluhan Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Misi Dakwah: Menginspirasi Kembali Kepada Jalan Islam

Diperbarui: 10 Juni 2024   16:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Syamsul Yakin dan Nofita Wahyu Widjayanti 

Dosen dan Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Umat manusia adalah objek dakwah. Muslim adalah agama yang dianut oleh manusia pertama, Nabi Adam. Bahkan semua nabi memiliki agama yang sama. Agama para nabi sama, seperti yang dikatakan Nabi, "Para nabi bagaikan saudara seayah, agama mereka satu yakni agama Islam, dan ibu-ibu (syariat-syariat) mereka berbeda-beda" (HR. Bukhari dan Muslim).

Secara sederhana, syariat adalah aturan yang ditetapkan untuk nabi tertentu, yang dapat berbeda dari nabi lain. "Dan untuk tiap-tiap umat di antara kalian (umat Muhammad dan umat-umat sebelumnya), Kami berikan aturan dan jalan yang terang," kata Allah dalam surah al-Maidah ayat 5, ayat 48.

Pada awalnya, umat Nabi Isa adalah muslim. Al-Qur'an mengatakan, "Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran Bani Israil, dia bertanya, "Siapakah yang akan menjadi pembela-pembelaku untuk menegakkan agama Allah?" "Kamilah pembela-pembela-agama Allah. Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim," jawab para Hawwariyyun, sahabat setia Nabi Isa.

Mereka yang menyerahkan diri kepada Allah disebut sebagai orang-orang yang beragama Islam atau muslim. Allah mengatakan, "Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allahlah kesudahan segala urusan."

Menurut Tafsir Jalalain, "Dia menyerahkan dirinya kepada Allah" berarti menaati-Nya. Sementara, "Dia telah berpegang pada buhul tali yang kokoh" berarti dia memegang pada bagian dari tali yang paling kuat sehingga tidak takut akan putus. Tali ini menunjukkan Islam. Dalam hal orang-orang kafir, Allah berfirman, "Katakanlah kepada orang-orang kafir itu, "Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu, dan jika mereka kembali lagi, sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunah (Allah terhadap) orang-orang dahulu."

Dalam ayat di atas, yang dimaksud adalah Abu Sofyan dan pengikut-pengikutnya. Mengembalikan orang kafir kepada Islam masih menjadi tujuan dakwah saat ini. Dosa-dosa mereka dihapuskan setelah mereka kembali ke agama Islam. "Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapus dari dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan," kata Allah dalam surah al-Ankabut ayat 29 :7.

Sasaran dakwahnya selain orang-orang kafir adalah empat: diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa. Mengajak orang ke jalan Allah untuk berakhlak mulia, beriman, dan beribadah kepada-Nya adalah bagian dari dakwah. Dengan demikian, empat tujuan dakwah ini harus ditekankan. Perintah Allah, "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik" (QS. al-Nahl/16: 125), adalah contohnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline