Lihat ke Halaman Asli

Nofi LitanandaD

Mahasiswi FISIP UIN Semarang

Nasib Mahasiswa di Tengah Pandemi Covid-19

Diperbarui: 20 April 2020   03:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perubahan sosial merupakan salah satu kajian sosiologi yang paling dinamis, hal ini dikarenakan perubahan selalu terjadi dan terkadang tidak bisa dihindari. Perubahan sosial berbeda dengan perubahan lainnya.

Yang menjadi pembeda perubahan sosial dengan perubahan lainnya adalah perubahan sosial menekankan perubahan yang terjadi pada aspek kultural atau budaya serta aspek struktural (struktur masyarakat), dan dampaknya terhadap kehidupan sosial.

Dengan adanya pandemi covid 19 banyak sekali memunculkan perubahan - perubahan yang terjadi, dalam masyarakat, baik pelajar/mahasiswa. Banyak sekali perubahan -- perubahan yang terjadi khususnya untuk mahasiswa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menghimbau kepada seluruh sekolah dan perguruan tinggi untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dari rumah atau sistem daring (online).

Sejak kampus mengeluarkan kebijakan pembelajaran jarak jauh, pertengahan Maret lalu sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan, mengakibatkan banyak sekali para pelajar khususnya mahasiswa yang memilih untuk pulang ke kampung halaman yang mereka rasa adalah tempat teraman dan ternyaman untuk menghindari covid 19 ini.

Namun, masih banyak pula beberapa mahasiswa yang tetap stay ditempat perantauan, karena tidak adanya kejelasan dalam surat edaran yang disampaikan oleh kampus tentang batas waktu daring dilakukan. Pergantian metode belajar jarak jauh dalam kurun waktu yang belum ditentukan ini membuat mereka para perantau dari luar pulau memutuskan untuk tetap stay dikosan.

Hal ini menimbulkan pembengkakan pada pengeluaran mahasiswa khusunya untuk membeli kuota bagi mereka yang kos - kosanya tidak terpasang wifi. pembengkakan pengeluaran untuk membeli kuota ini memang benar adanya, karena tuntutan untuk mengikuti kuliah online yang memang sedang diterapkan pada kondisi saat ini.

Dengan digantinya metode belajar mengajar secara offline atau tatap muka menuju ke online, maka hal ini mewajibkan para mahasiswa untuk selalu stay didepan handphone/komputernya untuk melakukan kuliah online atau melakukan berbagai macam kegiatan yang memang bisa dilakukan via online seperti diskusi dan lain sebagainya.

Dengan adanya daring ini banyak sekali bermunculan dampak - dampak yang dirasakan oleh mahasiswa, baik dampak negatif ataupun postif. Dampak postif, mahasiswa lebih bisa bersantai dalam mengikuti kuliah karena bisa sambil rebahan atau bahkan sambil ngopi - ngopi. Dan mahasiswa tak perlu repot untuk datang ke kampus.

Justru banyak dari mahasiswa yang lebih aktif ketika kegiatan belajar mengajar via online ini, mahasiswa yang kurang aktif di kelas offline justru malah lebih aktif di kelas online. Atau mungkin dengan via online ini mereka merasa lebih bebas dalam menyampaikan pendapat karena tidak langsung tatap muka.

Karena biasanya banyak sekali dari mereka yang pasif didalam kelas offline dikarenakan rasa malu pada saat ingin mengutarakan pendapat, malu ketika menjadi sorotan atau pusat perhatian didalam kelas.

Namun disini banyak pula dampak negatif bagi mahasiswa, karena dengan adanya daring yang dilakukan dirumah maka beban moral tidak hanya pada perkulihan saja. Tapi ada tuntutan untuk masiswa seperti beres - beres rumah, membantu pekerjaan orang tua dan bahkan hilangnya uang jajan yang biasa disebut dengan pendapatan mahasiswa perbulan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline