Lihat ke Halaman Asli

Buah dari Pertemuan Dua Perkara yang Berpasangan

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tuntutan dan pencarian adalah pasangan iman. Bila keduanya bertemu, maka akan lahirlah ilmu yang saleh (yang baik).

Husnuzhzhan ‘berbaik sangka’ kepada Allah adalah pasangan “hajat dan kebutuhan kepada-Nya”. Apabila keduanya berjumpa, maka akan mendatangkan buah berupa “dikabulkannya do’a”.

Khassyah ‘takut’ kepada Allah ialah pasangan mahabbah ‘cinta’. Manakala keduanya bersatu. Lahirlah “kepatuhan terhadap perintah dan larangan”.

Sabar merupakan pasangan yakin. Jika keduanya bergabung, maka akan muncullah “imamah’kepemimpinan’ dalam din”.

Meneladani Rasul dengan benar adalah pasangan “ikhlas”, jikalau keduanya berhimpun, maka akan berbuahkan “diterimanya amal”.

Amal ialah pasangan ilmu. Bila keduanya bertemu, maka timbullah kebahagiaan dan keberuntungan.

Lemah lembut/santun merupakan pasangan ilmu. Kalau keduanya bergabung, maka si pemiliknya akan meraih kebaikan dunia dan akhirat, dan akan sampailah cita-citanya kepada keluhuran. Kegagalan meraih cita-cita adakalanya karena tidak memiliki ilmu/kepandaian, dan terkadang karena tidak mempunyai tekad yang kuat.

Baiknya tujuan ialah pasangan pikiran sehat. Manakala keduanya bersatu maka akan membuahkan aneka ragam kebaikan. Jika keduanya hilang, akan lenyaplah semua kebaikan.

Pendapat yang benar adalah pasangan keberanian. Jika keduanya berjumpa maka akan menimbulkan ketakutan dan kepengecutan, dan keberanian tanpa pendapat adalah kesembronoan dan kekonyolan.

Sabar juga pasangan kepandaian/ilmu. Manakala keduanya bersatu maka akan terbitlah kebaikan.

Nasihat/bimbingan merupakan pasangan akal. Semakin banyak nasihat dan bimbingan yang diterima, akal pun kian kuat dan cemerlang.

Zikir ialah pasangan tafakur. Apabila keduanya bertemu, maka akan lahir “zuhud terhadap dunia dan gemar akan akhirat”.

Takwa adalah pasangan tawakal. Jika keduanya berjumpa, maka akan luruslah hati.

Cita-cita tinggi merupakan pasangan niat yang benar. Manakala keduanya bersatu maka akan tercapailah tujuan.

"Ibnu_Qoyyim"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline