Aku terlahir dari biji-biji padi di sawah, atau mungkin pula dari buah kelapa di sepanjang pantai. Boleh jadi aku berasal dari sebongkah batu cadas. Tak seorang pun yang tahu, tidak juga kau.
Dari mana datangnya cinta, kalau tidak dari mata turun kehati. Dari mana datangnya aku, kalau bukan dari cinta kasih kedua orang tuaku. Lalu, dari mana benih-benih yang tumbuh subur dalam rahim ibu, dan melahirkan aku?
Sebelum aku terlahir, bisa saja aku berada dimana-mana. Seperti yang kukatakan, aku berasal dari buah kelapa atau biji padi, kedua bahan makanan itu dikonsumsi orang tuaku, lalu melalui proses alamiah terjadilah benih-benih cikal bakal manusia yang belum sempurna.
Jadi, aku ini berasal dan terlahir ke dunia, dari serangkaian proses panjang yang membutuhkan waktu berbulan-bulan. Kelapa, padi, dan orang tuaku ikut andil dalam proses kejadian diriku. Semua tak kan terjadi, jika tak ada campur tangan Tuhan.
Singosari, 7 Juli 2019
@J.Barathan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H