Lihat ke Halaman Asli

Junus Barathan.

Profesional.

Karya Seni

Diperbarui: 9 Maret 2019   01:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: picsnaper.com

oleh Junus Barathan

Apa itu karya seni ?
Ada 2 teori yang menjawab pertanyaan itu.
Pertama, Karya seni itu merupakan bentuk murni.
Seni pandang dan musik selalu mempunyai bentuk yang bermakna, sehingga ia diapresiasi orang.
Bentuk yang bermakna itu adalah bentuk dari karya seni yang menimbulkan tanggapan berupa emosi estetik dalam diri seseorang.
Sebaliknya perasaan estetik adalah perasaan yang digetarkan oleh bentuk yang bermakna.

Kedua, Karya seni ialah ungkapan perasaan manusia.
Teori ini terutama berhubungan dengan apa yang dialami seniman ketika mencipta karya.
Seni ialah ungkapan kesan (expressions of impressions). Ungkapan itu ditimbulkan oleh ilham.
Ilham ialah pengetahuan yang dibentuk oleh gerak hati (bukan pemikiran), menghasilkan gambaran citra (imej).
Jadi pengungkapan itu mewujudkan berbagai gambaran citra seperti misalnya, cita warna, garis, dan kata.
Proses ini disebut imajinasi.

Kedua teori ini bertentangan. Yang pertama melihat dari luar, memandang karya sebagai hasil ciptaan seniman.
Yang kedua melihatnya dari dalam, memandang proses penciptaan. Mari kita kaji proses penciptaan itu.
Kegiatan seniman adalah bebas dan serta merta (spontan), yakni keluarnya 'gairah cipta'. Gairah cipta ialah dorongan hati, hasrat, rangsangan untuk mencipta. Itu merupakan ungkapan diri si Seniman.

Seniman (sastrawan, komponis musik, penari, pelukis, pemahat) digerakkan oleh rangsangan yang mendesak hatinya untuk menciptakan sesuatu yang indah. Seniman sendiri tidak dapat menjelaskan tentang gairah cipta itu. istilah yang biasa digunakan untuk menyebut timbulnya gairah cipta itu disebut "ilham" 

Teori pertama sesungguhnya adalah karya seni bagi "pengamat seni", sedangkan teori kedua ialah karya seni bagi "seniman yang menciptakannya".
Demikian kajian singkat tentang seni, seni ini membicarakan estetika secara falsafah dan ilmiah. semoga manfaat.

Singosari, 8 Mei 2019
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline