Dikeheningan malam itu
Aku mencoba flashback pada hidupku
Mencoba mencari titik tenang dari dalam diriku
Lama...
Aku
Berdiri pada tumpuan batu yang ada didepan rumah
Ditemani sinar matahari yang begitu hangat
Hingga sesosok bayanganpun hadir, terlintas dari lamunanku
Hay... sapaku
Namun bayangan itu hanya terdiam, tetap pada tempatnya tidak berubah, tidak bergerak, tetap sama pas didepanku
Begitu kerasnya aku, hingga tidak ada yang bisa mencairkan beku hati ini
Mataharipun bergerak ke arah barat dan bayangan itu semakin hilang dibarengi dengan aku yang berdiri mencari tempat baru karena panasnya sampai ke kulit
Pindah ke semak-semak yang begitu rimbun
Aneh tapii bayangan itu tiba-tiba menghilang, entah kemana
Aku
Mencoba memahami apa yang selama ini terjadi
Mencoba mengerti arti kehidupan ini
Hingga tak sadar kakiku bentol-bentol merah semua digigit nyamuk kebon
Lalu aku tersadar...
Dari kejadian tadi, aku terlalu memikirkan bahkan membayangkan hidup seperti apa besok
Hingga aku lupa saat itu, aku harus beranjak pergi dan mencari minyak kayu putih untuk dioleskan ke kakiku
agar gatalnya hilang
Aku begitu keras, namun masih punya hati nurani
Fisikku mungkin tak sekuat itu, tapi...
Aku masih punya cita-cita, punya impian tinggi
Aku harus bangkit lagi karena ulah manusia
Aku harus kuat, harus bisa melawan rasa takutku pada mereka (manusia).
noerwidie
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H