Lihat ke Halaman Asli

Mendikbud Akan Hapuskan Do'a Dalam Kelas

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14185373331958960504

[caption id="attachment_359337" align="aligncenter" width="300" caption="mendikbud Anis Baswedan & Presiden Jokowi"][/caption]

“Rencana pemerintah Jokowi untuk menghapus doa secara Islam di sekolah-sekolah negeri seperti diketahui, Mendikbud Anies Baswedan pada bulan lalu mengatakan kementeriannya sedang mengevaluasi proses belajar mengajar yang selama ini berlangsung di sekolah-sekolah negeri. Diantaranya terkait tata tertib cara membuka dan menutup proses belajar, termasuk doa sebelum pelajaran dimulai dan doa ketika hendak pulang sekolah yang selama ini identik dengan cara Islam” (tribunnews.com)

Tentu saja menanggapi kutipan diatas akan banyak menuai protes diberbagai dikalangan umat khususnya yang mayoritas muslim, banyak diantaranya yang menolak tersebut dengan berbagai macam alasan,

“Ini sebenernya pendidikan Indonesia pgn disekulerin, mungkin pelajaran agama bakal dihapuskan. Biar keliatan kyk sistem pendidikan di negara Uncle Sam” kaskuser dengan akun Djokoscooter87 menanggapi

“Lagi di SMP Negeri, sebelum mulai belajar itu, setiap siswa muslim diwajibkan baca alfatihah tanpa suara, kalau yang non muslim berdoa seperti dia berdoa di tempat ibadahnya dia, Selalu begitu tuuuh, nggak ada masalah…. tapi kalo ternyata direvisi mau macam apaaan siih ? ko jenius siih, berdoa sampai ada yang ngatur ngatur, laaah ane mau doain diri ane sendiri di larang, logika nye pade kemane ini” Ejakeren juga ikut menuliskan kesaksiannya pada akun kaskusnya

“Doa bersama bukannya dipersilahkan berdoa menurut ajaran agama masing2 terus menundukan kepala? mksdnya Anies doa yang kek gimana sih?” Tambah Sampoerna.flava

Ada juga yang no coment dan lempeng-lempeng saja menanggapi revisi do’a tersebut

“Doa aja dalam hati, Tuhan dengar kok” ungkap Paolo03

“makin ribet peraturannya” mendeleyeh menambahkan

Akan tetapi melalui republika.com Anis Baswedan menjelaskan dan mengklarifikasi bahwa tidak akan berencana melanjutkan penyusunan tata tertib (tatib) terkait tata cara membuka dan menutup proses belajar mengajar di sekolah dengan berdoa yang katanya itu terlalu berlebihan.

Malah, kata Anis kementerian mendorong agar semua anak-anak sekolah menjadi anak yang bertaqwa. Yaitu, dengan memulai dan menutup aktivitas belajar dengan berdoa. Karena proses belajar itu merupakan bentuk ibadah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline