Di laman presidenri.go.id, Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mentargetkan swasembada panggan dalam kurun waktu 3-4 tahun kedepan. Ketersediaan pangan merupakan isu utama untuk mengatasi inflasi dan kelangkaan pangan di masyarakat.
Isu pangan selama ini masih bergantung di komoditas padi yang mana membuat banyak sekali program pangan Kementerian Pertanian yang diguyurkan ke petani baik melalui kelompok tani maupun gabungan kelompok tani (gapoktan). Terbaru Kementerian Pertanian mendorong kaum milenial untuk bisa masuk sebagai petani milenial dan Brigade Pangan.
Rata-rata konsumsi beras per kapita perminggu laporan Badan Pusat Statistik yakni sebanyak 1,521 kg per orang. Toko klontongan di Malang, menjual beras kelas medium dengan harga Rp.13.000 - 14.000 per kilogramnya. Bisa dibayangkan berapa konsumsi beras dalam satu keluarga dengan 3-4 orang didalamnya.
Menengok kebelakang, pemerintah pernah menggalakan program pangan lokal Dimana saat itu semua intansi-intansi pemerintah di dorong untuk menyediakan sumber pangan lokal disetiap moment acara penting. Yang bertujuan mengenalkan pangan lokal ini ke masyarakat. Yang dimaksud pangan lokal disini adalah sumber pangan non (selain) beras/ nasi.
Ketersedian pangan lokal dapat menjaga ketahanan pangan dan meminimalisir kerawanan pangan di suatu wilayah.
Sumber pangan lokal yang dikenal banyak dari tanaman jenis umbi-umbian. Tanaman ini sudah jarang ditemui tumbuh diperkotaan bahkan jarang disajikan sebagai suguhan jika ada tamu keluarga.
Konsumsi pangan lokal dapat mengurangi ketergantungan akan beras. Didaerah pedesaan banyak ditanam dipekarangan dan dipinggiran pematang sawah yang di identikan sebagai sumber bahan pangan lokal terpendam didalam tanah.
Sumber pangan lokal dapat sebagai pengganti karbohidrat nasi. Berikut beberapa jenis pangan lokal yang dapat ditemui langsung beserta manfaatnya:
Ubi kelapa (Diocorea alata). Istilah lain uwi-uwian memiliki dua warna merah dan putih dengan rasa yang berbeda. Sekali panen bisa 5-15 kg per tanamannya. Richana dan Sunarti (2004) menyampaikan ubi kelapa mengandung karbohidrat 63,31% pati.
Ubi jalar (Ipomoea batatas), memiliki istilah ketela rambat. Banyak jenis yang sudah beredar di masyarakat dan petani. Memiliki karbohidrat antara 20-21 gram setiap 100 gramnya. Ubi jalar sudah banyak dikenal dan memiliki rasa manis. Tidak hanya direbus tapi juga bisa di oven.