Faiz sekarang sudah remaja. Sekarang kelas 8 SMP. Meskipun prestasinya biasa-biasa saja, tapi saya tetap bangga. Sejak umur 10 tahun Faiz mulai mendapat penghasilan dari jual beli kambing ternaknya sendiri. Waktu itu pandemi dan harus belajar di rumah. Belajarnya sebentar, kebanyakab ngurusi kambing.
Saat kelas 5 SD Faiz sudah berkurban kambing atas namanya sendiri. Kambing yang disembelih hasil ternaknya sendiri. Biaya penyembelihan juga dia bayar sendiri pakai uang tabungan.
Ketika kelas 6, Faiz berkurban dengan mengurus segala sesuatunya sendiri. Sebab waktu itu tahun 2023 saya dan suami menjalankan ibadah haji. Selama saya pergi haji Faiz bersama kakak perempuannya, Faiq. Kakaknya tidak tahu menahu soal dunia perkambingan. Alhamdulillah, semua berjalan dengan lancar. Daging kambing yang diperoleh sebagai shahibul dibuat satai bersama saudara sepupunya.
Tahun 2024 kemarin kembali Faiz berkurban sendiri. Alhamdulillah, sudah 3 kali berkurban dengan kambing hasil ternaknya sendiri. Biasanya saya memastikan keikhlasannya.
"Iz dijual saja. Laku mahal lo. Apa nggak sayang nanti kambingmu berkurang."
"Nanti diganti sama Allah. Nggak usah eman-eman."
Luar biasa, setiap setelah mengeluarkan hewan kurban, kambingnya yang lain laku dan ada kambing betina yang melahirkan. Rupanya Faiz sudah tahu konsep ikhlas.
Apa yang telah didapat selama Faiz memiliki kambing? Banyak. Tabungan uang, tabungan emas, beli hp, memperbaiki sepeda motor, mentraktir saudara dan teman, memberi angpai pada saudara sepupunya saat lebaran
Kambing-kambing Faiz tidak secara langsung dirawat Faiz. Kambing-kambing itu digaduh oleh orang, hasilnya nanti dibagi. Istilshnya bagi hasil. Meskipun kambing-kambingnya di rumah orang lain tapi Faiz merasa punya tanggung jawab mencari pakan.
Faiz menanam rumput odot di belakang rumah. Tiap 2 hari sekali memanen rumput odot dan mencari rumput biasa untuk pakan kambing. Faiz tidak malu melakukan semua itu.