Lihat ke Halaman Asli

Noer Ima Kaltsum

Guru Privat

Tradisi Ramadan di Kampung Halaman Kecamatan Mantrijeron

Diperbarui: 10 Mei 2019   00:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Tradisi Ramadan di Kampung Halaman Kecamatan Mantrijeron

Ramadan adalah bulan penuh keberkahan yang selalu ditunggu-tunggu oleh setiap mulim di seluruh dunia tak terkecuali di kampung halaman, di Dukuh, Kelurahan Gedongkiwo, Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta. Setiap Ramadan tiba selalu mengingatkan saya pada rutinitas pada umumnya yang disebut tradisi.

Rupanya kegiatan selama bulan Ramadan saat saya masih kecil, sampai sekarang masih dilakukan oleh generasi berikutnya. Beberapa tradisi selama bulan Ramadan yang masih dilakukan adalah:

Setelah salat Subuh berjemaah lalu jalan pagi

Setelah salat Subuh di masjid, saya dan teman-teman tidak langsung pulang ke rumah, melainkan jalan-jalan keliling kampung untuk menghirup udara segar. Sampai sekarang tradisi berjalan-jalan di pagi hari tetap dilakukan oleh anak-anak generasi now.

Mengikuti pengajian di masjid pada sore hari (TPA)

Pada sore hari, anak-anak mengikuti pengajian yang diadakan di masjid terdekat. Pengajian ini meliputi kebiatan belajar membaca Alquran metode Iqra, menghafalkan surat pendek, dan tausyiah. Tentu saja pengajian ini dilaksanakan sambil menunggu waktu buka puasa.

Berbuka puasa bersama di masjid

Setelah kegiatan pengajian selesai, anak-anak berbuka puasa bersama di masjid. Biasanya makanan untuk berbuka puasa telah disiapkan oleh panitia kegiatan Ramadan berasal dari para donatur atau dermawan.setelah berbuka puasa bersama dilanjutkan dengan salat magrib berjemaah.

Menabung selama sebulan dari tanggal 1 sampai 25 Ramadan

Mungkin tradisi yang ini, yaitu menabung dari tanggal 1- 25 Ramadan jarang dilakukan di tempat lain. Bila menabung di bank biasanya mendapatkan bunga atau jasa, menabung selama bulan Ramadan di masjid yang dikoordinir oleh remaja masjid tidak mendapatkan jasa. Para penabung, saat tabungan dikembalikan, justru memberikan sedekah kepada panitia untuk digunakan kegiatan takbir keliling saat akhir Ramadan atau malam takbiran. Setiap anak bebas menabung dengan besar uang bebas. Alhamdulillah, semua bisa berjalan dengan lancar. Puluhan tahun tradisi menabung saat Ramadan ini tetap berjalan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline