Tulisan ini dimuat di Solopos, Selasa, 2 April 2019 dan disunting kembali seperlunya
AH TENANE
BLASTERAN PRANCIS
Oleh: Noer Ima Kaltsum
Jon Koplo salah seorang siswa di salah satu bimbingan belajar bonafide di Karanganyar. Setelah selesai belajar Koplo bermain di dalam ruangan. Beberapa tentor mengawasi siswa yang belum dijemput orang tuanya.
Sore ini Lady Cempluk terlambat menjemput Jon Koplo di tempat bimbingan belajar karena suatu hal. Beberapa saat kemudian, Cempluk sampai di tempat bimbel. Koplo dicari di mana-mana tetapi tidak ada. Kebetulan sore itu hujan. Beberapa karyawan mencari Koplo di luar kantor. Setiap gang di jalan kampung disusuri, tapi hasilnya nihil. Cempluk juga mencari di sepanjang jalan raya, tapi Koplo tidak ada.
Cempluk kembali ke bimbel. Di sana sudah datang Genduk Nicole, sang founder bimbingan. Cempluk langsung menyalahkan pihak bimbingan yang lalai mengawasi siswa bimbingannya.
"Mbak Nicole, ini gimana? Anak saya diculik orang. Sudah dicari tidak ketemu. Perlu Mbak Nicole ketahui, anak saya blasteran Prancis. Kalau Koplo sampai tidak ketemu, saya bisa melaporkan ke polisi. Karena kejadiannya di bimbel, maka bimbel harus bertanggung jawab!"
Berkata demikian, Cempluk sambil menangis tersedu-sedu. Nicole dan orang-orang yang mendengar kalimat anak saya blasteran Prancis, tersenyum. Namun, Nicole tetap saja panik. Karyawan dan tentor yang ada mendadak diberi pengarahan.
Kejadian ini membuat semua ikut panik. Koplo tadi masih ada di dalam kantor. Seharusnya kalau pergi, dia pamit pada tentor atau karyawan bimbingan.
"Bu Cempluk, tenang dan sabar. Kita cari solusi. Bimbel akan bertanggung jawab," kata Nicole.