Lihat ke Halaman Asli

Noer Ima Kaltsum

Guru Privat

Menurunkan Berat Badan dengan Diet Ketat

Diperbarui: 13 Desember 2015   21:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Menurut survey (entah yang mengadakan siapa dan samplenya orang mana?), perempuan cenderung mempermasalahkan badannya yang sedikit kelebihan berat daripada mencemaskan sakit perut ketika datang bulan. Padahal bisa saja berat badan yang kelebihan sedikit tersebut tak berdampak apapun pada kesehatannya. Lain dengan sakit perut ketika datang bulan, bisa jadi hal semacam itu merupakan salah satu gejala adanya kelainan pada alat reproduksi.

Perempuan akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengurangi berat badannya agar BB mencapai ideal. Anehnya perempuan cenderung melakukan semua itu dengan berbagai cara (bahkan kadang caranya sangat menyiksa dan merogoh kocek tidak sedikit). Sementara sakit perut saat datang bulan hanya diobati dengan obat sekedarnya atau dengan minum penghilang rasa sakit saja. Asal sakitnya sudah hilang, perempuan akan merasa beres dan baik-baik saja.

Contoh usaha menurunkan berat badan:

  1. Olahraga tiap hari dan mengubah pola makan. Tidak makan nasi (makanan yang mengandung karbohidrat), hanya makan sayur dan buah.
  2. Olahraga tiap hari dan diet ketat sesuai anjuran/rekomendasi dari orang atau pakar (?) diet. Makan dibatasi dan mengkonsumsi sesuatu yang direkomendasikan (harganya mahal banget).
  3. Makan teratur, porsi dikurangi, tetap makan makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin. Olahraga teratur (tidak setiap hari), segalanya berjalan seperti biasa. Berpuasa sunah seperti yang dicontohkan nabi.
  4. Minum obat pelangsing agar nafsu makan hilang.
  5. Masih ada yang lain, silakan menambahkan sendiri

Bila berat badan sudah turun dan diet berhasil biasanya perempuan akan bangga lalu akan memberikan testimony kepada orang yang ditemui, bisa saudara, teman, kerabat dan siapa saja. Akan tetapi kalau perut tidak terasa sakit ketika datang bulan, perempuan akan merasa biasa saja. Tak perlu cerita pada orang lain karena dianggap tidak begitu istimewa.

Saya sendiri termasuk kurus, malah dulu ketika masih sekolah dibilang kerempeng. Ketika punya anak, setelah melahirkan biasanya berat badan naik secara signifikan. Akan tetapi beberapa bulan kemudian berat badan turun dan normal kembali. Saya mempunyai keinginan untuk menambah berat badan. Sayangnya tidak pernah berhasil.

Makan dengan porsi ditambah, rasanya perut tak mampu memuat makanan. Ingin rasanya seperti perempuan yang lain ketika memiliki anak kecil, sisa makanan anak-anak masuk dalam perut tapi kok tidak bisa. Soalnya saya selalu mengambil makanan untuk anak-anak dalam jumlah cukup, sehingga tidak pernah ada sisa. Saya mengajarkan pada anak-anak bila makan harus dihabiskan.

Ngomong-ngomong, sebenarnya yang menjadi permasalahan dengan berat badan yang sedikit kelebihan (bukan kegemukan atau obesitas) itu apa? Toh masih wajar-wajar saja. Atau malu bila ditanya soal berat badan? Semua kembali pada pribadi masing-masing. Mau gemuk atau langsing, semua itu pilihan. Yang penting percaya diri.

Karanganyar, 13 Desember 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline