Lihat ke Halaman Asli

Hilman I.N

Pegawai Negeri

Belajar Sepanjang Hayat: Melihat Peluang di Balik Setiap Tantangan

Diperbarui: 26 Januari 2025   15:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://www.greatmind.id/uploads/article-detail/92a005bc09afd8aea58fe37d8fef4c45979e54c6.jpg

Dalam dunia yang serba cepat dan penuh perubahan, konsep lifelong learning atau pembelajaran seumur hidup menjadi lebih dari sekadar kebutuhan. Ia adalah cara bertahan dan berkembang di tengah kompetisi global. Namun, sering kali fokus kita teralihkan oleh tantangan yang datang seiring proses belajar. Tantangan seperti kurangnya waktu, rasa takut gagal, atau motivasi yang memudar dapat menghentikan langkah sebelum kita benar-benar memulai. Padahal, kunci keberhasilan terletak pada memusatkan perhatian pada manfaat yang diperoleh, bukan pada kesulitan yang dihadapi.

Pembelajaran seumur hidup bukan sekadar soal menambah pengetahuan atau keterampilan teknis. Ia adalah bagian dari membangun fleksibilitas dalam menghadapi perubahan dunia kerja dan kehidupan. Menurut penelitian dari MIT Open Learning, pembelajaran sepanjang hayat membuka pintu bagi eksplorasi yang memperluas wawasan dan memperkaya pengalaman hidup. Sebuah kisah dari Shreya Mogulothu, mahasiswa MIT, menunjukkan betapa pentingnya kesempatan untuk mencoba sesuatu yang baru. Melalui kursus online MITx, Shreya menemukan minat baru yang bahkan mengubah arah hidupnya. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran tidak pernah mengenal usia, tahap karir, atau batasan lain yang kita ciptakan sendiri.

Namun, apa sebenarnya manfaat terbesar dari pembelajaran seumur hidup? Salah satunya adalah kemampuan untuk beradaptasi di tengah perubahan yang tak terduga. Dalam laporan LinkedIn Learning tahun 2024, ditemukan bahwa individu yang aktif menetapkan tujuan karir empat kali lebih terlibat dalam proses pembelajaran dibandingkan mereka yang tidak. Artinya, pembelajaran menjadi cara untuk tetap relevan di pasar kerja yang terus berkembang. Di saat yang sama, keterampilan baru yang kita peroleh meningkatkan daya saing kita, membuka peluang karir yang lebih baik, dan sering kali mendongkrak pendapatan.

Di luar manfaat profesional, pembelajaran seumur hidup juga memberikan kepuasan pribadi yang mendalam. Memelihara rasa ingin tahu dan kecintaan terhadap pembelajaran membuat hidup terasa lebih kaya dan penuh makna. Ini bukan sekadar soal prestasi, melainkan soal merayakan setiap langkah kecil dalam proses belajar, dari menguasai keterampilan baru hingga memperluas perspektif.

Lantas, bagaimana kita memulai perjalanan menjadi pembelajar seumur hidup? Langkah pertama adalah mengubah cara pandang kita terhadap tantangan belajar. Alih-alih melihat hambatan sebagai penghalang, kita bisa menganggapnya sebagai batu loncatan menuju pengembangan diri. Misalnya, setiap kali kita merasa frustasi karena sulit memahami sesuatu, pikirkan bahwa proses tersebut sedang membangun ketahanan mental dan kemampuan berpikir kritis yang akan berguna di masa depan.

Menetapkan tujuan belajar juga penting untuk menjaga motivasi. Tujuan ini bisa sederhana, seperti mempelajari dasar-dasar desain grafis, atau ambisius, seperti menguasai bahasa baru dalam setahun. Dengan tujuan yang jelas, kita memiliki arah dan alasan untuk terus bergerak maju. Selain itu, memanfaatkan sumber daya yang tersedia, seperti kursus online dari platform seperti LinkedIn Learning atau MIT Open Learning, memungkinkan kita belajar di mana saja dan kapan saja sesuai kebutuhan.

Namun, pembelajaran seumur hidup tidak bisa berjalan sendiri. Dukungan lingkungan yang mendukung juga berperan besar. Di tempat kerja, misalnya, tim Learning and Development (L&D) dapat menyediakan program pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan karyawan. Dengan adanya budaya pembelajaran yang inklusif, individu didorong untuk saling berbagi ilmu, menciptakan sinergi yang bermanfaat bagi semua pihak.

Selain itu, mencoba berbagai bidang pembelajaran juga dapat memperluas wawasan kita. Prinsip ini mirip dengan nasihat yang diberikan kepada calon penulis untuk menjelajahi berbagai genre. Dengan bereksperimen di berbagai area, kita mungkin menemukan minat baru atau kemampuan yang sebelumnya tidak kita sadari.

Tentu saja, perjalanan menjadi pembelajar seumur hidup tidak selalu mulus. Tantangan seperti manajemen waktu, rasa takut gagal, atau kehilangan motivasi sering kali muncul di tengah jalan. Untuk mengatasinya, kita dapat mempraktikkan teknik manajemen waktu yang efektif, seperti metode Pomodoro, di mana waktu belajar diatur dalam blok-blok kecil dengan jeda istirahat. Selain itu, mengingat kembali alasan kita belajar---baik itu untuk tujuan pribadi atau profesional---dapat membantu memulihkan semangat yang hilang.

Rasa takut gagal juga dapat diredakan dengan mengubah cara pandang kita terhadap kegagalan itu sendiri. Setiap kesalahan yang kita buat adalah pelajaran berharga yang memperkuat kemampuan kita. Seperti yang dikatakan seorang tokoh besar, "Kegagalan bukanlah kebalikan dari kesuksesan, melainkan bagian darinya."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline