"Silent treatment" atau perlakuan diam adalah sikap ketika seseorang sengaja mengabaikan atau tidak mau berbicara dengan orang lain sebagai respon terhadap konflik atau masalah.
Biasanya, ini dilakukan untuk menunjukkan ketidaksetujuan, marah, atau bahkan untuk menghukum orang lain tanpa harus mengucapkan satu kata pun.
Di dalam hubungan, baik itu pertemanan, keluarga, atau lingkungan kerja, silent treatment sering kali digunakan sebagai bentuk "protes diam" yang kadang dianggap lebih mudah daripada harus menjelaskan perasaan atau menghadapi konfrontasi langsung.
Banyak yang memilih cara ini karena mereka merasa tidak tahu cara mengekspresikan emosi mereka dengan baik atau karena ingin membuat orang lain merasa bersalah.
Mengapa Silent Treatment Bisa Terjadi?
Silent treatment bisa terjadi karena beberapa alasan. Pertama, ada orang yang menggunakan silent treatment sebagai bentuk hukuman.
Mereka merasa kalau mendiamkan orang lain bisa membuat mereka lebih sadar akan kesalahannya dan akhirnya meminta maaf. Ini semacam cara untuk menunjukkan ketidakpuasan tanpa harus berbicara langsung.
Kedua, silent treatment juga sering dipakai untuk mengontrol situasi. Dengan mendiamkan orang lain, seseorang bisa merasa punya kendali atas hubungan atau situasi yang sedang dihadapinya. Ini bisa jadi bentuk manipulasi, karena membuat orang lain bingung atau merasa bersalah, meskipun mereka mungkin nggak tau salahnya apa.
Ketiga, ada juga yang melakukan silent treatment karena memang mereka nggak tau cara mengungkapkan perasaannya. Kadang, orang merasa terlalu marah, kecewa, atau sedih, sampai-sampai nggak bisa ngomong apa-apa. Jadi, mereka memilih diam karena merasa itu lebih aman daripada mengungkapkan emosi yang sedang dirasakan.
Beberapa contoh situasi di mana silent treatment mungkin muncul misalnya: