Maskulin itu penting dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak hanya untuk terlihat keren, tapi karena pria maskulin biasanya dianggap lebih tangguh dan bisa diandalkan. Mereka sering jadi panutan, pelindung, dan pembimbing dalam keluarga serta komunitas.
Masalahnya, di zaman modern ini, semakin sulit menemukan pria yang benar-benar maskulin. Semua serba instan dan mudah diakses, membuat banyak pria kehilangan sisi maskulinnya. Gaya hidup yang kurang aktif dan makanan yang tidak sehat juga jadi penyebabnya.
Kemudahan akses teknologi dan informasi ternyata mempunyai dampak besar terhadap kadar testosteron pada pria. Dengan segala sesuatu yang bisa didapat hanya dengan beberapa klik saja, banyak pria jadi kurang bergerak dan lebih sering duduk di depan layar. Aktivitas fisik yang minim ini bisa membuat produksi hormon testosteron menurun, yang berujung pada hilangnya sisi maskulin.
Testosteron itu hormon yang paling penting bagi pria. Hormon ini yang membuat pria mempunyai ciri-ciri maskulin, seperti suara berat, otot yang kuat, dan pertumbuhan rambut di tubuh. Kalau kadar testosteron berkurang atau bahkan hilang, pria bisa kehilangan sisi maskulinnya. Efeknya bisa membuat energi turun, otot lemah, kurang percaya diri, bahkan bisa mempengaruhi mood dan gairah seksual. Jadi, menjaga kadar testosteron itu penting untuk tetap sehat dan maskulin.
Contohnya, banyak pria sekarang lebih memilih main game atau scrolling media sosial daripada olahraga. Nggak heran kalau banyak yang jadi kurang fit dan kehilangan energi.
Lalu, dengan makanan cepat saji yang makin mudah didapat, pola makan jadi kurang sehat. Semua ini berdampak buruk pada kesehatan dan kadar hormon pria, yang akhirnya mempengaruhi maskulinitas mereka.
Makanan modern juga mempunyai peran besar dalam mengganggu keseimbangan hormon pria, khususnya testosteron. Banyak makanan sekarang yang mengandung senyawa kimia seperti pengawet, perasa buatan, dan bahan tambahan lainnya. Senyawa-senyawa ini bisa menghambat produksi hormon pria, membuat kadar testosteron jadi rendah, dan akhirnya mempengaruhi maskulinitas.
Ada beberapa studi yang mendukung hal ini. Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa bahan kimia seperti ftalat dan bisfenol A (BPA), yang sering ada di kemasan makanan dan minuman, bisa menurunkan kadar testosteron pada pria. Jadi, hati-hati dengan apa yang kita makan, karena itu bisa mempengaruhi kesehatan hormonal kita. (Sumber: doktersehat.com)
Kalau sisi maskulin pada pria hilang, dampaknya bisa cukup serius. Di keluarga, pria mungkin jadi kurang berperan sebagai pelindung dan pemimpin. Mereka jadi kurang inisiatif dalam mengambil keputusan penting atau kurang tegas dalam membimbing anak-anak.
Di masyarakat, kehilangan maskulinitas bisa membuat pria kurang berkontribusi dalam kegiatan sosial atau kurang aktif dalam peran-peran yang biasanya membutuhkan keberanian dan kekuatan fisik.