Lihat ke Halaman Asli

Noer Ashari

TERVERIFIKASI

Operator Sekolah

Epictetus, Kebahagiaan Sejati Selalu Tidak Bergantung pada Kondisi Eksternal

Diperbarui: 30 Juni 2024   21:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kebahagiaan. (Sumber Gambar: pexels.com/Anastasia Kolchina) 

Epictetus adalah seorang filsuf Yunani kuno yang terkenal dengan ajarannya tentang Stoikisme. Ia mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati berasal dari dalam diri kita sendiri, bukan dari hal-hal eksternal.

Meskipun hidupnya penuh dengan tantangan, ajaran Epictetus tentang kebahagiaan dan ketenangan batin masih relevan hingga saat ini.

Topik tentang kebahagiaan sejati selalu menarik untuk dibahas, apalagi di zaman sekarang di mana banyak orang merasa stres dan tertekan oleh kondisi eksternal seperti pekerjaan, hubungan, atau keadaan ekonomi.

Epictetus mengajarkan bahwa kita bisa menemukan kebahagiaan yang lebih dalam dan lebih tahan lama dengan mengubah cara kita melihat dunia dan merespons tantangan.

Jadi, dalam artikel ini, kita akan melihat bagaimana menurut Epictetus, kebahagiaan sejati tidak tergantung pada kondisi eksternal, melainkan pada bagaimana kita mengelola pikiran dan emosi kita.

Epictetus adalah seorang filsuf Yunani kuno yang lahir sebagai budak sekitar tahun 50 Masehi di Hierapolis, yang sekarang adalah bagian dari Turki.

Meski memulai hidupnya sebagai budak, ia akhirnya mendapatkan kebebasan dan menjadi salah satu tokoh terkemuka dalam filosofi Stoikisme.

Epictetus menghabiskan banyak waktunya mengajar dan berbagi pandangannya tentang bagaimana menjalani hidup yang baik dan bermakna.

Stoikisme adalah aliran filsafat yang menekankan pada kebajikan, pengendalian diri, dan ketenangan batin. Filosofi ini mengajarkan bahwa kita tidak bisa mengendalikan apa yang terjadi di luar diri kita, tapi kita bisa mengendalikan bagaimana kita meresponsnya.

Inilah yang jadi dasar pemikiran Epictetus. Ia percaya bahwa kunci kebahagiaan adalah menerima hal-hal yang tidak bisa kita ubah dan fokus pada apa yang bisa kita kendalikan, yaitu pikiran, sikap, dan tindakan kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline