Lihat ke Halaman Asli

Noer Ashari

TERVERIFIKASI

Kepala Tata Usaha

Penderitaan Datang dari Harapan, Benarkah Demikian?

Diperbarui: 20 Februari 2024   15:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangan terbuka yang menunjukkan simbol harapan. (Sumber Gambar: pexels.com/Lukas)

Harapan adalah bagian integral dari kehidupan manusia. Itu memberi kita alasan untuk berjuang, untuk bergerak maju, dan untuk mencari yang lebih baik. Namun, apa yang terjadi ketika harapan-harapan kita tidak terpenuhi? Apakah harapan yang tidak terpenuhi ini membawa penderitaan? Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi hubungan antara harapan dan penderitaan, dan mencari tahu apakah benar bahwa penderitaan datang dari harapan. Mari kita mulai perjalanan ini bersama-sama dan mencari jawabannya. Kita mulai dari, bagaimana harapan bisa mempengaruhi emosi dan penderitaan?  

Harapan adalah perasaan optimis bahwa sesuatu yang kita inginkan dapat terjadi. Itu bisa menjadi pendorong yang kuat dalam hidup kita, memberi kita motivasi untuk berusaha dan berjuang. Ketika harapan kita terpenuhi, kita merasakan kebahagiaan dan kepuasan.

Namun, ketika harapan kita tidak terpenuhi, kita bisa merasakan berbagai emosi negatif seperti kekecewaan, kesedihan, atau bahkan putus asa. Ini adalah penderitaan yang muncul dari harapan. Misalnya, jika kita berharap mendapatkan promosi di tempat kerja tetapi tidak mendapatkannya, kita mungkin merasa kecewa dan sedih.

Selain itu, harapan yang tidak realistis atau berlebihan juga bisa menyebabkan penderitaan. Jika kita terus-menerus berharap sesuatu yang tidak mungkin terjadi, kita mungkin akan merasa frustrasi dan stres.

Contoh, ada seorang pemuda bernama Alwi yang bercita-cita menjadi dokter sejak kecil. Dia belajar dengan tekun dan berhasil masuk ke sekolah kedokteran. Namun, setelah lulus, dia tidak diterima di program residensi pilihannya. Kekecewaan ini membuatnya sedih dan frustrasi. Harapannya yang tinggi untuk menjadi dokter spesialis pupus seketika.

Dampak dari kekecewaan Alwi dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi. Dia mungkin merasa bahwa hidupnya tidak memiliki tujuan dan masa depannya suram. Dia juga mungkin mempertanyakan kemampuannya dan merasa tidak berharga.

Contoh di atas menunjukkan bagaimana harapan dapat menyebabkan penderitaan.

Tapi tunggu dulu, harapan itu tidak serta merta memberikan dampak negatif kepada kita. Harapan juga bisa memberikan manfaat positif kepada kita. Jadi harapan itu memiliki dua sisi, manfaat dan potensi bahaya. Mari kita bahas keduanya:

Manfaat Harapan

  • Motivasi: Harapan seringkali menjadi pendorong yang kuat dalam hidup kita. Ketika kita berharap, kita memiliki alasan untuk berusaha dan berjuang.
  • Resiliensi: Harapan dapat membantu kita bertahan dalam situasi sulit. Ketika kita berharap, kita cenderung melihat masa depan dengan lebih positif dan mampu menghadapi tantangan dengan lebih baik.
  • Kesejahteraan Emosional: Harapan dapat meningkatkan kesejahteraan emosional kita. Orang yang berharap cenderung merasa lebih bahagia dan puas dengan hidup mereka.

Potensi Bahaya Harapan

  • Kekecewaan: Salah satu risiko terbesar dari harapan adalah kekecewaan. Ketika harapan kita tidak terpenuhi, kita bisa merasa sedih, frustrasi, atau bahkan putus asa.
  • Stres: Harapan yang tidak realistis atau berlebihan dapat menyebabkan stres. Jika kita terus-menerus berharap sesuatu yang tidak mungkin terjadi, kita mungkin akan merasa frustrasi dan stres.
  • Penderitaan: Seperti yang telah dibahas sebelumnya, harapan bisa menjadi sumber penderitaan jika tidak dikelola dengan baik.

Maka dari itu, memiliki harapan yang seimbang dan realistis itu sangat penting. Harapan yang sehat dapat menjadi sumber motivasi dan kebahagiaan, sementara harapan yang tidak sehat atau tidak realistis dapat menyebabkan stres dan penderitaan.

Inilah alasan memiliki harapan yang realistis itu sangat penting bagi hidup kita, berikut adalah beberapa alasannya:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline