Pada waktu itu, menjelang hari raya Idul Fitri 1444 H, saya hendak pulang ke kampung halaman istri saya. Setelah sampai di sana, saya melihat jalan yang kondisinya sudah kurang pantas untuk dilewati kendaraan. Kondisi jalan tersebut mirip dengan yang sedang viral dibicarakan di media sosial akhir-akhir ini, tepatnya di Lampung, ya 11-12 lah hampir mirip.
Ketika saya pertama kali melihat jalan yang rusak, respons saya biasa-biasa saja. Saya juga melihat bahwa warga di sekitar sana juga meresponsnya dengan sikap yang sama. Meskipun kondisi jalanan terlihat tidak baik-baik saja, mereka tetap tenang dan menggunakan sepeda motor atau mobil dengan santai.
Lama kelamaan, saya mulai merasa agak resah dan memutuskan untuk bertanya kepada orang terdekat yang ada di sana, yaitu mertua saya. Saya menanyakan tentang kondisi jalan yang rusak tersebut. Mertua saya menjawab bahwa jalan tersebut sudah rusak sekitar 4 tahun yang lalu dan masih belum diperbaiki. Warga setempat telah mengusulkan kepada Kepala Desa untuk segera memperbaiki jalan tersebut, namun katanya masih dalam tahap perencanaan. Itulah jawabannya.
Setelah menerima jawaban dari mertua saya, saya merasa masih kurang puas dan memutuskan untuk menanyakan kepada warga setempat. Jawaban yang saya dapatkan kurang lebih sama seperti jawaban dari mertua saya.
Setelah mengumpulkan jawaban tersebut, saya hanya mengangguk-anggukkan kepala. Kemudian, dengan iseng-iseng, saya bertanya kepada teman saya, "Jalan ini boleh di up ke media gak bro?" Karena saya bukan warga asli daerah tersebut, saya merasa perlu untuk menanyakan pendapat teman saya terlebih dahulu. Namun, teman saya menyarankan agar tidak melakukannya karena khawatir akan membuat tidak nyaman Kepala Desa. Mendengar jawaban tersebut, saya memutuskan untuk mengikuti saran teman saya karena dia mungkin lebih tahu tentang kondisi desa daripada saya yang hanya seorang pendatang yang lagi iseng aja.
Namun, setelah saya kembali dari kampung karena waktu cuti bersama sudah habis, saya melihat berita di media massa bahwa Presiden Joko Widodo memerintahkan warga untuk melaporkan kondisi jalan rusak yang ada di kampung halaman masing-masing.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta warga yang jalan di wilayahnya rusak parah untuk melapor kepadanya. Warga bisa melapor melalui akun Twitter Jokowi, @jokowi.
"Infrastruktur jalan itu penting untuk mendukung arus mobilitas barang dan orang," kata Jokowi melalui akun Twitter @jokowi, di sela-sela kegiatannya meninjau jalan rusak di Lampung.
Jokowi meminta warga melaporkan jalan rusak di wilayahnya yang sudah lama tidak diperbaiki melalui Twitter maupun Instagram. Laporan itu, kata Jokowi, bisa dilakukan melalui kolom komentar atau pesan langsung.
Apabila jalan di daerah Anda masih rusak parah dan sudah lama tidak diperbaiki, sampaikan kepada saya melalui kolom komentar dan kirim video melalui pesan langsung di akun Twitter ini," jelasnya.