Lihat ke Halaman Asli

Noer Ashari

TERVERIFIKASI

Operator Sekolah

Kebijakan Sekolah Jam 5 Pagi di NTT: Apa Tujuan dan Dampaknya?

Diperbarui: 4 Maret 2023   14:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kondisi Siswa saat masuk sekolah jam 5 pagi(twitter.com/Dumdum)

Menurut saya seru juga ya membahas sedikit kebijakan unik dari Gubernur NTT, Bapak Victor Laiskodat yang baru-baru ini menjadi viral. Beliau memerintahkan beberapa sekolah menengah kejuruan (SMK) dan sekolah menengah atas (SMA) di NTT untuk memerintahkan siswanya datang ke sekolah pada jam 5 pagi. 

Gak kebayang sih kalau jadi orang tua siswa di NTT, terutama seorang ibu yang harus bangun jam 3 atau jam 4 pagi untuk menyiapkan bekal anaknya, apa itu nggak kepagian ya? Si anak itu pasti masih ngantuk banget. Begitu juga dengan guru-guru di sekolahnya yang pasti juga harus sampai di sekolah jam 4 pagi pagi buta. Dan belum lagi masalah besar, apa jam 4 pagi itu di sana sudah ada angkot atau kendaraan umum yang lewat, kalau belum kasihan juga si anak atau kasihan juga sama bapaknya yang harus antarkan si anak pagi-pagi buta ke sekolah dalam kondisi mengantuk yang luar biasa dan di tambah lagi nanti jam 7 atau jam 8 dia harus berangkat juga ke kantor.

Mengapa Pak Victor tiba-tiba memutuskan bahwa siswa SMK dan SMA harus hadir di sekolah pada pukul 5 pagi?

Alasannya cukup sederhana, Pak Victor ingin mengajarkan disiplin kepada para siswa agar terbiasa bangun pagi dan dapat tidur lebih awal di malam hari. 

Sebenarnya, tindakan itu berasal dari niat baik meskipun memerlukan perubahan budaya yang signifikan, baik dari lingkungan keluarga maupun budaya di sekitarnya.

Baiknya sih sebuah kebijakan yang mengubah sebuah budaya didasarkan pada kajian akademis yang mendalam, kemudian dikomunikasikan dan disosialisasikan secara baik, bukan dikeluarkan tiba-tiba dengan semangat membara.

Oleh karena itu, kebijakan yang tiba-tiba seperti itu seringkali mendapat kritikan karena terkesan hanya coba-coba tanpa perencanaan yang matang. Terutama orang tua yang sering kali mengkritik, karena ketika budaya seorang anak berubah, orang-orang di sekitarnya juga harus menyesuaikan diri.

Nggak enak aja rasanya dan langsung kepikiran gimana kalo mau ke sekolah masih gelap dan matahari belum muncul, apalagi kalo susah cari kendaraan umum yang udah beroperasi di pagi hari yang masih gelap kayak gitu.

Jika memang memungkinkan atau ingin mengubah budayanya, sebaiknya yang pertama kali melakukan perubahan adalah pembuat kebijakannya sendiri.

Mari kita bertanya, apakah Gubernur NTT beserta seluruh jajaran Pegawai Negeri Sipil (PNS) di sana dapat hadir di kantor pada pukul 5 pagi dan mengubah budaya mereka?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline