Lihat ke Halaman Asli

Noer Ashari

TERVERIFIKASI

Kepala Tata Usaha

Fakta dan Mitos Sleep Paralysis

Diperbarui: 1 Februari 2023   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Tidur (pexels.com/cottonbro studio)

Banyak di antara kita yang pernah mengalami Sleep Paralysis atau lebih sering disebut erep-erep, atau ketindihan.

Sleep paralysis adalah kondisi ketika seseorang terjaga dari tidur tetapi masih tidak bisa bergerak atau berbicara. Ini biasanya berlangsung selama beberapa menit dan seringkali disertai dengan perasaan takut atau tekanan pada dada. Sleep paralysis sering terjadi pada orang yang mengalami gangguan tidur, tetapi juga bisa terjadi pada orang yang tidak memilikinya.

Namun masih banyak di antara kita yang mengira erep-erep atau sleep paralysis itu ditemani oleh mahkhluk halus, atau ketindihan setan :) dan ada juga yang lain yang menyebutkan bahwa di situ muncul satu pengalaman spiritual tertentu misalkan dipindahkan ke dimensi yang lain dan lain sebagainya.

Namun perlu teman-teman ketahui bahwa sebenarnya  erep-erep atau sleep paralysis menurut Richard Gallon dokter dari Inggris, pada tahun 1786. Dalam tulisannya, ia menggambarkan kondisi ketika seseorang terbangun dari tidur tetapi masih tidak bisa bergerak atau berbicara. Meskipun konsep sleep paralysis sudah dikenal sejak zaman dahulu, penggunaan istilah "sleep paralysis" oleh Gallon memberikan definisi yang lebih jelas dan membantu untuk memahami kondisi ini dengan lebih baik.

Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya sleep paralysis menurut para ahli medis, yaitu:

  • Kekurangan tidur atau tidur yang tidak teratur: orang yang kurang tidur atau tidur yang tidak teratur cenderung lebih rentan mengalami sleep paralysis.
  • Kelelahan: orang yang sangat lelah atau stres juga lebih mungkin mengalami sleep paralysis.
  • Penyakit tidur: beberapa penyakit tidur, seperti sindrom kaki gelisah atau apnea tidur, dapat memicu sleep paralysis.
  • Konsumsi obat-obatan atau alkohol: beberapa obat-obatan atau alkohol dapat mempengaruhi ritme tidur dan memicu sleep paralysis.
  • Riwayat keluarga: riwayat sleep paralysis dalam keluarga juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalaminya.
  • Kelelahan mental: stres, kecemasan, atau depresi juga dapat memicu sleep paralysis.

Perlu digaris bawahi bahwa sleep paralysis adalah kondisi yang umum dan banyak orang mengalaminya. Dalam banyak kasus, sleep paralysis tidak menimbulkan masalah kesehatan serius dan dapat diatasi dengan cara menjaga pola tidur yang baik dan mengatasi stres.

Jadi Kesimpulannya, belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa adanya hubungan antara sleep paralysis dengan makhluk halus atau setan. Sleep paralysis adalah kondisi medis yang dapat diterangkan dengan baik oleh ilmu pengetahuan. Ini biasanya terjadi ketika seseorang berada dalam transisi antara tidur dan bangun, sehingga mereka mungkin merasa tidak bisa bergerak atau berbicara. Mitos atau kepercayaan tentang makhluk halus atau setan selama sleep paralysis tidak didukung oleh bukti ilmiah dan menimbulkan ketakutan yang tidak perlu bagi orang yang mengalaminya. Sebaiknya memahami sleep paralysis sebagai kondisi medis yang dapat diterangkan dengan baik oleh ilmu pengetahuan, dan tidak menganggapnya sebagai hubungan dengan makhluk halus atau setan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline