Lihat ke Halaman Asli

Hukum Parkinson

Diperbarui: 4 Juli 2024   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://id.pinterest.com/pin/68746245222/

                     "Work can be stretched like rubber to fill the time available for it." - Cyril Northcote Parkinson

Hukum Parkinson adalah prinsip yang diartikulasikan oleh Cyril Northcote Parkinson dalam esainya tahun 1955 di The Economist, yang menyatakan: "Pekerjaan diperluas untuk mengisi waktu yang tersedia untuk penyelesaiannya." Dengan kata lain, semakin banyak waktu yang Anda miliki untuk menyelesaikan suatu tugas, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Ide ini menyoroti inefisiensi dalam manajemen waktu dan produktivitas.

Implikasi utama dari Hukum Parkinson meliputi:

  • Penundaan (Procrastination):

Jika diberi cukup waktu untuk menyelesaikan suatu tugas, orang cenderung menunda memulainya.

  • Manajemen Waktu (Time Management): 

Mengalokasikan tenggat waktu yang lebih pendek terkadang dapat meningkatkan efisiensi dan fokus.

  • Perluasan Tugas (Task Expansion):

Tugas sederhana dapat menjadi lebih kompleks seiring dengan semakin banyaknya waktu yang dicurahkan untuk tugas tersebut.

  • Efisiensi (Efficiency):

Tenggat waktu yang ketat dapat memaksa pembuatan prioritas dan menyederhanakan proses.

Bagaimana agar tidak jatuh ke dalam perangkap hukum Parkinson? Untuk menyingkirkan hukum Parkinson dan meningkatkan produktivitas, Anda dapat menggunakan strategi berikut:

1. Tetapkan tenggat waktu yang terbatas dan spesifik

Tetapkan batas waktu yang lebih pendek dan spesifik untuk setiap pekerjaan untuk mencegah perluasan waktu kerja yang tidak terkendali.

2. Bagilah tugas menjadi bagian yang lebih kecil:

Bagilah tugas menjadi tugas yang lebih kecil dan dapat dikelola dan atur batas waktu terpisah untuk setiap bagian. Ini akan membantu Anda lebih fokus dan mencegah dispersi.

3. Gunakan teknik manajemen waktu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline