Lihat ke Halaman Asli

Noenky Nurhayati

TERVERIFIKASI

Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Ada Budaya Saweran Masyarakat Desa Baru Ranji yang Autentik

Diperbarui: 11 September 2024   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Noenky Pribadi

Mengamati budaya saweran yang terjadi di Masyarakat Baru Ranji, terasa ada yang berbeda, unik dan penuh filosofis. Desa Baru Ranji terletak di kecamatan Merbau Mataran, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Indonesia. Desa Baru Ranji merupakan sebuah desa yang terus mengembangkan diri dalam Pembangunan dan kemajuan di berbagai bidangnya. Di desa Baru Ranji yang telah berusia sekitar 103 tahun, banyak didominasi oleh masyarakatnya yang bersuku Sunda. Tak heran budaya saweran berasal dari suku ini pula.

Saweran sebenarnya merupakan bagian dari tata cara upacara pernikahan pada adat Sunda. Saweran biasanya dilakukan pada masyarakat yang melaksanakan tata cara pernikahan. Saweran yang dilakukan biasanya dengan cara menaburkan sejumlah benda-benda kecil yang berharga dan bermakna khusus. Benda- benda kecil yang bermakna khusus tersebut tidak hanya berupa uang koin atau uang dengan berbagai pecahan nominal, tetapi bisa juga berupa permen, beras kuning, atau benda bermakna yang lainnya. Namun saat ini masyarakat kebanyakanlebih menganggap koin atau uang sebagai sebuah hal yang simpel namun apresiatif yang dimasukkan untuk benda saweran yang ditaburkan (sawer).

Istilah saweran ini diambil dari kata penyaweran yang dalam Bahasa Sunda berarti tempat jatuhnya air dari atap rumah atau genting bagian bawah. Dalam budaya Sunda, Saweran yang dilakukan saat kegiatan pernikahan memiliki makna yang mendalam bagi kedua calon mempelai. Di kemudian hari, kedua mempelai diharapkan tetap mengingat untuk senantiasa berbagi kepada sesama dan bersedekah. Uang saweran sebagai penabur merupakan sebuah symbol dunia atau kekayaan. Kedua pengantin yang melakukan kegiatan saweran diharapkan untuk memiliki semangat dalam mencari rezeki atau kekayaan dan sekaligus menyiapkan bekal akhirat dan bersedekah melalui kegiatan saweran.

Saweran dalam pandangan masyarakat umum identik dengan persepsi yang negative yang bermakna memberikan uang kepada seorang penyanyi. Yang unik dari Masyarakat Desa Baru Ranji, saweran dilakukan di hampir semua kegiatan sebagai bentuk rasa Syukur dalam setiap hal yang mereka lalui dalam kehidupan. Masyarakat di Desa Baru Ranji melakukan kegiatan saweran mulai dari tata cara pernikahan, syukuran kelahiran bayi baru, saat bayi mulai mencapai perkembangan baru seperti merangkak, berjalan, tumbuh gigi dan lain sebagainya. Saweran juga dilakukan saat anak memperoleh prestasi baik dalam bidang agama maupun pengetahuan umum seperti hataman Al-Quran, mendapat ranking disekolah, memenangkan lomba, dan masih banyak lagi lainnya. Pada intinya Masyarakat di desa Baru Ranji ini memiliki rasa syukur yang luar biasa yang dijewantahkan dalam bentuk saweran sebagai tanda kebahagiaan.

Yang terunik yang saya alami dan amati adalah kegiatan saweran saat kami sebagai guru dan staf sekolah melaksanakan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang baru saya ikuti pertama kalinya. Kegiatan P5 merupakan bagian dari kurikulum Merdeka yang dirancang oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). P5 sendiri adalah kegiatan kokurikuler yang menerapkan pembelajaran berbasis proyek dengan tujuanmendorong tercapainya Profil Pelajar Pancasila yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan. Dalan kegiatan ini siswa diajak untuk belajar dari lingkungan sekitarnya.

Pada kegiatan ini, Sekolah SD N Baru Ranji kecamatan Merbau Mataram, membuat sebuah panggung gembira Dimana anak-anak dapat berkreasi dan olah kemampuan sesuai dengan minat, bakat dan kemauannya. Ada berbagai macam tampilan mulai dari pameran kerajinan tangan, performa tarian dari berbagai daerah, pembacaan puisi, bernyanyi, pembacaan hafalan surat-surat pendek, dan lain sebagainya. Kegiatan ini dilakukan dengan mengundang orang tua siswa agar mereka juga dapat mengetahui perkembangan Pendidikan yang telah ditempuh oleh putra -- putri mereka di SDN Baru Ranji.

Setiap siswa yang tampil dan melakukan unjuk kebolehan, maka setiap kali itu pula orang tua akan memberikan saweran ditengah-tengah kegiatan sebagai bentuk rasa Syukur, kebahagiaan, dan kebanggaan mereka. Hal ini merupakan sesuatu yang unik dan menyenangkan bagi kami selaku pendidik atau penyelenggara Pendidikan di SD N Baru Ranji. Mungkin terkesan sombong dan jumawa orang tua yang melakukan kegiatan saweran seperti ini. Namun beberapa dari mereka ketika hal ini saya sampaikan dan tanyakan, mereka mengganggap saweran adalah sesuatu hal yang biasa. Karena dalam setiap kegiatan mereka akan dengan senang hati untuk menyawer anak-anak mereka yang memiliki kemajuan dalam segala bidang. Termasuk saat ada kegiatan Maulid Nabi atau Isra' Mi'raj saat anak-anak mereka juga harus tampil membawakan kegiatan.

Selain sebagai Masyarakat yang cukup religious di desa Baru Ranji ini, mereka juga mengganggap saweran adalah bentuk kebiasaan sekaligus juga merupakan bentuk adat istiadat sebagai warisan dari nenek moyang. Dengan melakukan kegiatan saweran in, mereka mengganggap bahwa mereka juga sudah menghormati leluhur mereka. Bahwa sesuatu yang dilakukan oleh leluhur mereka, maka mereka juga akan melakukannya. Sebaliknya sesuatu yang tidak dilakukan oleh leluhur mereka maka dianggap sebagai sesuatu hal yang tabu. Dan ini menjadi sebuah aturan tidak tertulis yang harus mereka jalani. Menarik bukan?

Semoga bermanfaat.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline