Lihat ke Halaman Asli

Noenky Nurhayati

TERVERIFIKASI

Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

5 Kesalahan Umum yang Harus Dihindari Saat Menetapkan Batasan Pengasuhan

Diperbarui: 3 September 2024   21:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

noenky pribadi

Pengasuhan kepada anak merupakan bentuk pelayanan yang dilakukan dan diterapkan dalam segala bentuk serta diberikan kepada anak mulai sejak anak dilahirkan hingga mereka memasuki usia dewasa nanti. Pengasuhan yang dimaksud tentu saja mulai dari perlakuan fisik, intelektual emoasional, dan sosial.

Sebagai orang tua, maka sebuah tanggung jawab besar sedang dipikulkan kepadanya agar bisa mendidik anak dan menentukan pola asuh yang tepat buat anak-anaknya. Pola asuh kepada anak merupakan suatu proses hubungan antara orang tua dan anak dalam mengupayakan perkembangan fisik, emosional, social, intelektual, dan spiritual mulai dari dalam kandungan hingga mereka dewasa. Pola pengasuhan yang baik tentu saja ditujukan agar supaya anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehat, berbudi pekerti yang luhur dengan akhlak dan adab yang mulia.

Mengingat pentingnya orang tua untuk dapat memastikan gaya pengasuhan yang tepat yang diberikan kepada anak sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak dengan sehat. Hal itu dikarenakan bagaimana cara orang tua berinteraksi dan berkomunikasi dengan anak kelak akan berdampak pula pada masa depannya, termasuk cara ketika anak-anak bersikap dan berperilaku. Karenanya hindarilah kesalahan-kesalahan umum yang mungkin terjadi dalam menetapkan Batasan pengasuhan kepada anak.  

Berikut adalah 5 kesalahan umum yang harus dihindari saat menetapkan batasan pengasuhan kepada anak.

1. Hindari: Perangkap rasa bersalah

Setiap orang tua dan pengasuh kerap memiliki rasa bersalah dan malu. Hal ini sangat umum terjadi di antara keluarga yang anak-anaknya belajar dan berpikir secara berbeda. Orang tua dan pengasuh mengalami perasaan bersalah disebabkan oleh berbagai alasan. Contoh: "Bunda sangat sedih saat kamu tidak makan makan malammu. Padahal bunda sudah menghabiskan waktu begitu lama untuk membuatnya untukmu". Perkataan seperti ini jadi seperti menunjukkan bahwasannya anda adalah orang tua yang buruk. Meskipun ayah-bunda tahu itu semua tidak benar. Ayah -- bunda mungkin merasa malu karena belum bisa memberikan yang terbaik, bersikap sabar, baik hati atau perasaan lainnya sebagaimana yang seharusnya. 

Perasaan ini sebenarnya sangat wajar terjadi. Namun perasaan ini tidaklah dapat membantu sama sekali. Karena perasaan ini tidak mencerminkan kenyataan. Lalu bagaimana cara mengatasi rasa bersalah ini? Ketahuilah bahwa sebagai orang tua, tentu ayah-bunda bukanlah penyebab dari kesulitan yang diciptakan untuk anak. 

Dengan perasaan ini cobalah temukan strategi untuk membantu ayah-bunda mengatasi saat-saat yang sulit. Tetaplah bersikap santai jika ayah-bunda belum menemukan solusinya. Hal yang terpenting adalah selalu memiliki rencana untuk mengelola situasi yang memicu rasa bersalah.

2. Hindari: Negosiasi

Sebaiknya hindarilah bernegosiasi yang berlebihan kepada anak. Karena akan lebih mudah memperbaiki situasi setelah memberikan jawaban. Contoh negosiasi yang berlebihan: "Lima menit lagi maka kita harus pergi .... Oke... tujuh menit. Baiklah, Sepuluh menit lagi, tapi kamu harus segera datang". Lalu bagaimana cara menghindari negosiasi yang berlebihan dengan anak? Caranya ada beberapa yang bisa ayah-bunda terapkan, yaitu :Berpikir sebelum memberikan jawaban kepada anak. Sebaiknya orang tua dapat menghindari sikap impulsive dalam menghadapi anak. Hindarilah aktivitas tawar menawar jika Ananda terus berulang meminta sesuatu untuk dikabulkan, lalu beri respon pendek dan singkat seperti "iya", "oke" atau "baiklah" yang pada akhirnya menimbulkan kebosanan pada anak. Tak lupa berilah anak janji sesuatu yang justru akan membuatnya termotivasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline