Lihat ke Halaman Asli

Noenky Nurhayati

TERVERIFIKASI

Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

7 Perilaku Mengesalkan Anak yang Harus Dilihat Secara Berbeda

Diperbarui: 17 Juli 2024   19:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

noenky pribadi

Sepertinya jika diasumsikan bahwa semua anak pastilah mengesalkan, maka akan terjadi pro dan kontra dalam melihat hal ini. Sejatinya anak-anak memang lucu dan menggemaskan sesuai fitrahnya. Mungil, polos, penuh dinamika dan perubahan, menggemaskan, mengkhawatirkan, keberanian mengeksplorasi yang kadang membuat emosi dan rasa was-was, dan lain sebagainya.

Jika ada yang beranggapan bahwa anak-anak mengesalkan meski tidak selalu, pastilah sebagian yang lain menganggap bahwa orang tersebut kurang memiliki kesabaran. Begitu pula sebaliknya, butuh seseorang yang memiliki kesabaran yang tinggi untuk mengahadapi segala tingkah laku anak-anak yang bermacam-macam.

Anak-anak kadang bertingkah di luar kendali hingga memancing untuk bersikap kesal dan emosi. Namun, yang sebenarnya adalah bahwa dibalik tingkah mereka yang membuat kesal itu, terdapat proses perkembangan yang luar biasa yang sedang terjadi. Tingkah-tingkah atau perilaku mereka yang mengesalkan itu merupakan tanda bahwa mereka sedang belajar berkembang.

Berikut adalah 7 perilaku mengesalkan pada anak yang harus dilihat secara berbeda, agar orang tua dapat lebih sabar dan mengatasinya saat ini terjadi.

1. Ketika Anak marah

Marah merupakan hal yang wajar terjadi pada anak-anak di usia 1- 4 tahun. Marah merupakan cara agar anak dapat mengekspresikan perasaannya. Beragam bentuk marah yang dilakukan anak mulai dari  menjerit, menangis histeris, berguling-guling, atau bahkan memukul orang tua atau pengasuhnya. Ketika ini terjadi di tempat umum, maka usahakan untuk tidak langsung terpancing. 

Cobalah melihat mereka sebagai orang yang sedang merasa frustrasi dan membutuhkan pengertian dari orang tua dan lingkungannya. Lalu alihkan perhatian anak dengan aktivitas dan mainan. Ketika anak sudah mulai merasa tenang, jangan lupa untuk mengajaknya berdiskusi tentang apa yang sebenarnya diinginkan.

2. Ketika Anak cemas

Kecemasan yang parah dapat membahayakan kesejahteraan mental dan emosional anak.  Sehingga hal ini akan mempengaruhi pula harga diri dan kepercayaan diri mereka. 

Kecemasan yang anak-anak tunjukkan misalnya gejala seperti bangun di malam hari, menjadi mudah tersinggung, menangis dan cengeng, menagalami mimpi buruk yang sering, mengalami sakit perut atau sakit kepala yang sering dan lain-lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline