Lihat ke Halaman Asli

Noenky Nurhayati

TERVERIFIKASI

Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Kiat Membantu Pembicaraan Diri yang Negatif Pada Anak

Diperbarui: 2 Juli 2024   21:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

noenky pribadi

Sebagai orang dewasa kita sering berpikir hal-hal yang jauh dari nalar dan memprediksi secara berbeda menurut apa yang kita rasakan. Kekhawatiran akan sesuatu, kecurigaan terhada orang atau benda, bahkan sampai menilai atau menuduh sesuatu tanpa alasan yang jelas. Ini merupakan pembicaraan yang negatif. 

Pembicaraan diri yang negatif juga terjadi pada anak-anak. Pembicaraan diri yang negatif berdampak bukan hanya pada anak-anak, remaja bahkan orang yang sudah dewasa sekalipun. Hal ini sering disebut sebagai "Pikiran Negatif otomatis" atau A.N.T.S (pikiran spontan dan sering kali terlintas yang dapat mempengaruhi suasana hati dan persepsi. 

Pikiran ini sebenarnya dirancang untuk melindungi kita, dengan menidentifikasi apa yang mungkin menyakiti kita dan belajar dari kesalahan kita.

Namun pembicaraan diri yang negatif yang terjadi pada anak adalah tanda bahaya bagi masalah harga diri anak itu sendiri. Karenanya sebagai orang tua, kita harus mengantisipasi hal ini agar tidak terjadi berkelanjutan hingga ia dewasa nanti sehingga akan menggerus kepercayaan dirinya.  

Jika Ananda sering menunjukkan bagaimana munculnya pembicaraan negatif baik itu tentang diri mereka sendiri, menyalahkan diri sendiri bahkan hanya untuk sebuah kesalahan kecil yang tak berarti, atau memaksakan pencapaian dengan mengorbankan kesejahteraannya secara keseluruhan, maka sudah saatnya anda sebagai orang tua mencari jalan keluar untuk membantu Ananda bersikap lebih tenang.

Adalah penting kiranya untuk berbicara dengan Ananda tentang apa yang disampaikannya. Dan Ketika mereka mengukur diri mereka dengan standar tertentu yang mustahil diperoleh, perlu kiranya untuk lebih sering mengawasi tingkahnya. Misalnya saja saat mereka berkata seperti :

  • "Meisa itu orangnya jahat banget". Sebaiknya diingatkan kepada Ananda untuk menceritakan secara detil yang dimaksud jahat. Namun sebenarnya Ini artinya bahwa otak ananda bisa jadi mencoba memberi sinyal bahwa dia mungkin bukan teman yang baik.

  • "Jalan yang ramai itu menakutkan". Kadang akibat menonton sebuah tayangan bisa jadi menimbulkan kekhawatiran sendiri pada anak-anak ataupun remaja. Namun Ini artinya Otak bisa jadi mencoba memberi sinyal bahwa itu berbahaya dan siapapun bisa terluka saat menyeberanginya.

Hal yang patut dipahami juga bahwa terkadang otak kita bisa membuat kesalahan dan alih-alih melindungi kita, pikiran negatif malah terjebak, diulang-ulang, dan menciptakan kesedihan, kemarahan, atau ketakutan. 

Sebuah siklus yang dimulai dan perasaan-perasaan itu membuat lebih banyak pikiran negatif.Ada beberapa langkah yang dapat orang tua ambil untuk membantu Ananda bersikap lebih tenang.

Coba gunakan ini dengan anak/ remaja yang orang tua miliki:

  • Tanyakan pada Ananda Ketika ia menyampaikan kekhawatirannya atau penilainnya "Dapatkah ayah / bunda 100% percaya / yakin bahwa pikiran yang kamu sampaikan itu benar?" dengan pertanyaan seperti ini akan membantu mereka mengenali pembicaraan diri sendiri yang negative. 

  • Bagi kebanyakan orang, pembicaraan diri sendiri yang negative bisa menjadi kebiasaan yang sulit untuk disadari. Mengapa? Karena mengenali perilaku ini adalah Langkah pertama untuk mengurangi pembicaraan diri yang negatif. Jadi bantulah ananda untuk bersikap lebih baik pada dirinya sendiri.

  • Mengajak ananda berandai-andai. 

  • Sampaikan kepada ananda 'Mari kita menjadi detektif pikiran dan mengumpulkan bukti-bukti bahwa pikiran itu benar, dan bukti-bukti bahwa pikiran itu tidak benar, dan lihat siapa yang akan menang'. Para peneliti menemukan bahwa diperlukan tiga komentar positif untuk mengalahkan satu komentar negative. 

  • Jika Ananda rentan terhadap pembicaraan negative, maka bantulah mereka menyeimbangkannya dengan menegaskan kualitas positifnya.

  • Tanyakan kepada Ananda "Apakah ada cara lain untuk melihat / mengetahuinya?". Ketika Ananda secara alami mengkritik diri mereka sendiri karena kesulitan berfokus pada hal-hal positif, dorong mereka untuk membuat jurnal rasa Syukur. 

  • Luangkan waktu beberapa saat setiap hari untuk menuliskan hal-hal yang mereka sukai tentang diri mereka sendiri, atau sesuatu yang membuat Bahagia di hari itu. Hal ini lambat laun akan mengubah perspektif mereka.

  • Saat orang tua melihat Ananda bersikap kritis terhadap diri sendiri, tunjukkan dengan lembut dan dorong ia untuk bersikap lebih baik pada diri mereka sendiri. Sampaikan kepada Ananda :"Jika hal terburuk benar-benar terjadi, apa yang dapat ananda lakukan untuk menghadapainya, dan siapa yang dapat membantu Ananda saat itu? Mari kita coba berpikir yang berbeda dan perhatikan perubahan yang terjadi pada perasaan kita".

  • Memberikan pesan balasan kepada Ananda dengan menanyakan kepadanya "Apa yang akan kamu katakana kepada temanmu jika dia memiliki pemikiran yang sama?". Kemudian perhatikanlah bagaimana Ananda mampu mengenali perilaku ini yang merupakan Langkah untuk menguranginya.

  • Bagi banyak orang, pembicaraan diri sendiri yang negative bisa menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan sehingga sulit pula untuk mereka sadari jika orang tua tidak membantunya untuk bersikap lebih baik. Sampaikan kepada Ananda "Apa yang akan dikatakan seorang teman tentang pemikiran yang kamu sampaikan?"

Ketika anak-anak bersikap keras pada dirinya sendiri, terkadang memang sesuatu yang wajar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline