Lihat ke Halaman Asli

Noenky Nurhayati

TERVERIFIKASI

Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Menjajal Alternative Kegiatan Circle Time di Lingkungan yang Berpusat pada Anak Usia Dini

Diperbarui: 1 Juli 2024   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

noenky pribadi

Circle Time adalah kegiatan awal untuk anak usia dini dimana anak-anak diajak untuk berkumpul dalam lingkaran atau area yang ditentukan untuk terlibat dalam berbagai aktivitas yang mendorong mereka untuk berinteraksi sosial, pembelajaran dan pengembangan ketrampilan penting lainnya seusai kebutuhan anak usia dini.

Kegiatan ini bukan hanya sekedar pertemuan rutin anak-anak usia dini di runag kelas ataupun ruang khusus seperti aula atau Hall. Kegiatan circle time juga merupakan alat yang ampuh untuk memupuk perkembangan sosial, emosional, kognitif dan Bahasa.

Agar circle time benar-benar berdampak, penting kiranya untuk menciptakan sesi yang menyenangkan dan interaktif yakni dengan melakukan penggabungan elemen permainan, music, Gerakan dan aktivitas langsung yang dapat menarik perhatian anak-anak dan membuat mereka tetap terlibat sepanjang kegiatan circle time berlangsung.

Menciptakan area circle time dapat dilakukan dengan memberi karpet besar atau permadani yang disusun melingkar sehingga anak-anak dapat duduk dengan nyaman. Boleh juga dihiasi dengan bantal atau tikar warna warni untuk menciptakan ruang yang nyaman, namun dengan catatan hal ini tidak mengganggu focus perhatian anak-anak dengan mudahnya.

Sebagai seorang guru anak usia dini, dibutuhkan kreatifitas yang mumpuni bagaimana circle time ini tidak hanya terfokus pada guru saja untuk melakukan leading kegiatan yang melibatkan anak-anak sebagai pusatnya. Karena kegiatan circle time juga dapat dipertimbangkan dengan mengadakan waktu berkumpul (circle time) di area lainnya. Circle time dengan berkumpul diluar ruangan / lingkungan jika cuaca memungkinkan agar lebih dapat memfokuskan dalam pembelajaran dilingkungan yang berpusat pada anak.

Berikut adalah 5 alternatif guru dapat menghilangkan waktu circle time Ketika mengajar dilingkungan yang berpusat pada anak.

1. Lingkungan disekitar sekolah tentulah memiliki area yang cukup lebar yang secara alami dapat mendorong ketrampilan pra matematika anak usia dini. Misalnya pola perhitungan, penyortiran, konsep lebih banyak dan kuran. Contoh : Ketika anak-anak berada di dalam lingkaran, bagi mereka menjadi 2 kelompok Dimana kelompok yang satu lebih banyak dari yang lainnya dan sebaliknya. Minta mereka menyebutkan kelompok mana yang lebih banyak dan kelompok mana yang lebih sedikit dengan menghitung setiap anggota kelompoknya. Kegiatan ini juga bisa dilakukan dengan mengganti konsep tinggi -- rendah. Pisahkan anak-anak berdasarkan tinggi badan lalu minta mereka menggunakan Bahasa matematikanya. Kelompok A memiliki anggota yang lebih tinggi / pendek dari kelompok B atau sebaliknya.

2. Selalu sediakan buku-buku di setiap untuk meningkatkan minat membaca anak. Para guru umunya memiliki waktu untuk membaca sepanjang hari Ketika anak-anak memintanya. Atau dengan kata lain buku selalu ada disetiap sudut untuk anak usia dini demi meningkatkan minat membaca anak usia dini. Membaca cerita juga akan banyak memberikan pesan kebaikan dari sebuah cerita sehingga dapat pula meningkatkan nilai moral anak-anak usia dini.

3. Bernyanyi. Bernyanyi merupakan salah satu keahlian yang harus dimiliki oleh guru anak usia dini. Bernyanyi Bersama anak usia dini sepanjang hari selama mereka beraktivitas terutama lagu-lagu yang mereka senangi akan membangkitkan semangat anak-anak dalam beraktivitas sekaligus pesan yang baik. Bisa juga lagu-lagu yang dibuat sendiri oleh guru, lagu-lagu tradisional, lagu transisi permainan jari dan music sebagai latar belakangnya. Hal ini akan memudahkan anak-anak untuk mengahapal dan mengingat Pelajaran mereka.

4. Saat belajar di sekolah,  anak usia dini akan belajar untuk duduk dalam waktu yang lama melalui pengaturan diri. Pengaturan diri perlu diajarkan dengan menggerakkan tubuh untuk mempelajari apa yang mampu dilakukan dan kapan mereka harus mundur. Itulah gunanya mengajarkan budaya antri yang harus diajarkan kepada mereka sejak dini. Lakukan kegiatan yang mengharuskan mereka untuk menunggu bergantian saat circle time. Misalnya dengan meminta mereka memprakttekkan untuk bermain hulahoop, lalu satu persatu minta mereka untuk mencobanya, bergantian bernyanyi solo dihadapan teman-temannya juga bisa melatih kepercayaan diri anak, bermain role play sedang di dalam mobil bus dan memahami siapa saja yang berhak mendapatkan tempat duduk dan lain sebagainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline