Lihat ke Halaman Asli

Noenky Nurhayati

TERVERIFIKASI

Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Refleksi Kinerja Guru PAUD: Bukan Sebuah Penyesalan, Melainkan Pengembangan Profesi Berkelanjutan

Diperbarui: 26 Juni 2024   11:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ILUSTRASI Guru anak usia dini | Shutterstock via Kompas.com

 

Karir mengajar saya dimulai sejak masih kuliah sebagai seorang guru bimbingan belajar di rumah. Ketertarikan kepada anak-anak usia dini berawal dari seringnya melihat sekolah Taman Kanak-Kanak yang unik, yang tidak pernah saya rasakan.

Kesempatan untuk mengajar di sebuah sekolah formal akhirnya muncul setelah melamar pada sebuah sekolah yang berafiliasi dengan kurikulum Singapura, MegaForte. Saya merasa dunia anak-anak usia dini begitu unik. Dengan wadah makan mungilnya, baju seragam yang mini, dan tas warna-warni yang lucu.

Ternyata mengajar anak usia dini tidak semudah tampilan dan mengagumi kelucuan ataupun kepolosan anak-anak. Mereka juga berkeringat di siang hari, namun harum saat pagi hari. 

Mereka juga sering bertanya akan hal yang sama yang membutuhkan kesabaran untuk menjawab. Sikap dan sifatnya mudah berubah hanya dalam hitungan menit bahkan detik.

Sebagai seorang pendidik yang memiliki ilmu yang sedikit, training demi training rasanya belum cukup untuk selalu tetap belajar menghadapi anak-anak usia dini. Tidak hanya kesabaran, focus yang tinggi juga diperlukan saat menghadapi anak-anak usia dini.

Beberapa hal yang saya ingat saat mulai mengajar di sekolah untuk anak usia dini atau taman kanak-kanak berikut refleksinya adalah:

Dulu saya adalah seorang guru yang mempermalukan anak-anak karena mengupil pada saat circle time. Sekarang saya memberi mereka ruang yang aman untuk melakukannya.

Dulu saya adalah seorang guru yang membuat anak-anak duduk berselang-seling saat circle time. Sekarang saya membiarkan mereka duduk dengan posisi yang membuat mereka nyaman.

Dulu saya adalah guru yang memanipulasi anak-anak untuk berperilaku sesuai yang saya inginkan dengan mempermalukan mereka di depan umum melalui penggunaan bagan perilaku yang sangat saya banggakan. Sekarang saya memperhatikan kebutuhan dasar, kebutuhan bermain, dan kebutuhan sensorik mereka.

Dulu saya adalah guru yang menugaskan anak-anak ke sentra-sentra dan menyuruh mereka melakukan setiap sentra selama 10 menit sebelum mereka berganti ke sentra berikutnya. Sekarang saya adalah guru yang membiarkan anak-anak bermain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline