Terkadang otak kita salah. Manusia sering kali salah dan khilaf. Kadang-kadang, pikiran negatif terjebak dan diulang-ulang, menyebabkan kesedihan, kemarahan, atau ketakutan daripada melindungi kita. Ini adalah siklus yang dimulai dengan perasaan yang menyebabkan pikiran negatif.
Pikiran kita sebenarnya dibuat untuk melindungi kita dengan mengidentifikasi apa yang mungkin membahayakan kita dan belajar dari kesalahan kita.
Misalnya, ketika kita menganggap seseorang itu sangat jahat, otak kita mungkin mencoba memberi tahu kita bahwa dia mungkin bukan teman yang baik untuk kita. Ketika kita khawatir tentang sesuatu, misalnya.
Saat naik motor menuju tujuan, saya sering membayangkan bahayanya jalanan yang ramai. Dan otak kita sering mencoba memberi tahu kita bahwa jalan itu berbahaya dan kita mungkin terluka saat berkendara.
Anak-anak, remaja, dan bahkan orang dewasa dapat terkena dampak pembicaraan diri yang negatif.
"Pikiran negatif otomatis" adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan hal ini. Sederhananya, ini mungkin merupakan prasangka pribadi yang kita miliki.
Jika seorang anak memukul saudara atau orang lain dan mengatakan bahwa itu menyakiti, hindarilah mengatakan, "Beraninya kamu berkata seperti itu dan memukul adikmu! Memukul itu jahat sekali!"
Mengapa hal ini perlu dihindari? Karena hal ini akan menghasilkan reaksi yang signifikan, yang pada gilirannya akan mendorong si anak untuk melakukan lebih banyak.
Bagaimana menghentikannya? Untuk menghentikannya dan menggantinya, berikut adalah beberapa saran.
1. Beri anak batasan yang jelas