Lihat ke Halaman Asli

Noenky Nurhayati

TERVERIFIKASI

Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

3 Trik Melatih Disiplin untuk Anak Usia Dini yang Perlu Diketahui

Diperbarui: 18 Januari 2024   07:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendampingi anak dalam melatih disiplin bisa melakukan 3 hal ini (dok. Kumon via KOMPAS.com)

Menerapkan pola disiplin pada anak yang memberikan dampak jangka panjang bagi perkembangan anak usia dini sangat penting untuk dilakukan.

Kita mengenal istilah disiplin positif yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran serta memberdayakan anak mandiri dalam melakukan segala sesuatu dengan insiatif mereka sendiri tanpa iming-iming hukuman, sogokan, ancaman, maupun hadiah.

Penerapan disiplin sejak dini dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan positif. Anak dapat belajar dengan berkaca dari kesalahan yang telah mereka perbuat dan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih bertanggung jawab dan berempati.

Dengan mengajarkan disiplin pada anak usia dini juga mengajarkan anak dalam bertanggung jawab, tertib, serta rasa hormat dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Berikut adalah 3 trik disiplin yang perlu orang tua dan juga guru ketahui.

1. Waktu.

Hubungan yang baik haruslah dimulai dari komunikasi yang efektif. Ketika anak-anak sedang menunjukkan emosinya, jauhkan mereka dari situasi di mana emosi yang sedang memuncak yang menyebabkan mereka marah atau mereka bertingkah untuk memancing perhatian kita. Berikan kesempatan kepada ananda untuk berbicara dan mengekspresikan pikiran serta perasaannya. Pergilah ke tempat yang tenang.

Dengan menjadi pendengar yang baik, itu akan membuat mereka merasa pendapat dan perasaannya dihargai dan didengar denfan baik.

Validasi emosi mereka dengan membantunya mengenali apa yang mereka rasakan dengan bertanya, misalnya "Kamu sangat marah padaku sekarang", dan biarkan ananda mengeluarkan perasaan mereka.

Sikap mendengarkan ini juga akan menciptakan rasa saling mengerti dan percaya sekaligus mengajarkan kepada mereka pentingnya saling mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain. Jangan banyak bicara, karena otak logis dan pusat pemrosesan bahasa mereka sedang tidak aktif, dan tetaplah berada di dekatnya. Jika ananda disekolah, sebagai guru maka ananda bisa diajak keruang guru atau ruang lain di dalam jika memungkinkan.

Namun jika ayah bunda atau guru mendapat kasus terburuk, tantrum dan mengamuk, mintalah ananda duduk di sisi lain pintu. Usahakan untuk selalu tetap tenang, tarik napas secara teratur, dan tunggu sampai badai berlalu. Setelah perasaan mereda, barulah bicarakan apa yang terjadi. Jika hal ini rutin dilakukan, pada akhirnya hubungan komunikasi yang sehat akan terbentuk.

2. Memperbaiki keadaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline