Saat anak usia dini/balita sudah mulai bisa menggenggam alat tulis maupun pewarna apa saja, sering kali mulai ditemukan coretan di berbagai tempat seperti dinding, baju, lantai, perabotan rumah, bahkan di wajah mereka sendiri.
Ketika masa ini muncul, tak jarang orangtua yang merasa kesal terlebih jika tembok baru saja dicat, taplak meja baru saja diganti, atau bahkan anak baru saja selesai mandi dan menemukan lipstik di dekatnya.
Bagi orangtua yang menganggap proses belajar anak balita sudah akan dimulai, mungkin terbersit untuk mengarahkan kesempatan ini dengan menyediakan alat dan media yang terbaik untuknya.
Dengan harapan bahwa perkembangan motorik dan proses kreatif anak akan bisa dimulai dengan mengarahkannya agar kelak bisa menampilkan gambar dan mewarnai yang lebih baik.
Beberapa psikolog memang memandang bahwa membantu anak dalam meningkatkan kecerdasan mental, sosial, dan emosional adalah dengan mengembangkannya dengan cara mengasahnya. Namun haruskah dengan mengarahkan anak usia dini untuk mewarnai dalam garis segera di usianya?
Tidak seperti orang dewasa, kebanyakan balita dan anak pra sekolah tentu tidak betul-betul menyadari apa yang mereka lakukan atau fokus membuat sesuatu secara bermakna.
Anak usia dini yang baru belajar bicara, akan mulai mencoret-coret dan ini akan memberikan kesempatan kepadanya untuk mengenal warna, bentuk dan tindakan.
Mencoret-coret adalah kegiatan yang penting bagi anak-anak karena membantu mereka mengembangkan keterampilan motorik halus dan koordinasi mata dan tangan.
Kegiatan mencoret-coret juga membantu mereka mengeksplorasi dan mengekspresikan kreativitas anak usia dini, serta dapat menjadi cara bagi mereka untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan mereka.
Bagi anak usia dini, mencoret-coret adalah cara untuk mengeksplorasi berbagai bahan dan tekstur, dan untuk mengeksplorasi praktik menggunakan alat tulis yang nantinya bisa membantu mereka mulai menulis.