Lihat ke Halaman Asli

Noenky Nurhayati

TERVERIFIKASI

Kepala sekolah, Pendongeng, Guru Dan trainer guru

Strategi Ketika Ananda Tantrum dan Mengamuk

Diperbarui: 1 November 2023   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak tantrum.(SHUTTERSTOCK/DOUBLE_H)

Mengasuh buah hati yang anteng dan tanpa masalah tentu menjadi dambaan setiap orang tua. Namun selayaknya manusia tentu akan mengalami masa pasang surut perasaan dan hal yang dirasakan. Akan ada saat-saat  ananda muncul perasaan gundah gulana dan mendapatkan sesuatu yang bukan menjadi keinginannya, pastilah akan merasa kesal, suntuk dan bahkan mengamuk.

Ketika ananda mengamuk, hal yang terpenting adalah bahwa ayah-bunda tidak perlu merasa sedih bahwa sebagai orang tua kita telah gagal. Hal itu bukanlah cerminan dari pola asuh yang ayah-bunda lakukan, dan bukan berarti pula ada yang salah dengan ananda maupun ayah-bunda. Abaikan anggapan yang demikian karena hanya akan mengganggu pikiran kita untuk memberikan pengasuhan yang terbaik.

Berkat otak mereka yang masih berkembang, anak-anak kecil sering kali tidak memiliki kata-kata untuk dapat mengekspresikan 'emosi' mereka. Mereka BELUM dapat berpikir jernih, rasional dan logis. 

Sebaliknya, mereka bertindak berdasarkan dorongan hati. Mereka juga sedang dalam tahap perkembangan untuk menguji kemandirian mereka yang sedang tumbuh. 

Ketika mereka menjadi lebih mandiri, mereka secara alami ingin melakukan lebih dari yang dapat mereka lakukan secara fisik dan emosional. Hal ini, seperti yang bisa ayah-bunda bayangkan, bisa menimbulkan banyak FRUSTRASI! (sebagaimana juga perasaan ayah-bunda saat segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginan ayah-bunda?)

Noenky Pribadi

Jadi, karena otak mereka belum dapat sepenuhnya mengelola emosi dan impuls mereka, mereka menggunakan tantrum sebagai cara untuk mengekspresikan dan mengelola perasaan mereka (terutama ketika apa yang terjadi di sekitar mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan, harapkan, atau inginkan). 

Hal ini tidak membuat mereka menjadi anak yang 'buruk' atau 'sulit'. Hal ini membuat mereka menjadi anak yang stres dan membutuhkan seseorang yang tenang dan sabar untuk membantu mereka melewati badai emosi. Begitu kita dapat melihat tantrum sebagai bagian normal (dan penting) dari perkembangan, kita dapat fokus untuk membantu anak-anak kita belajar bagaimana mengekspresikan diri mereka sendiri dan memenuhi kebutuhan mereka dengan lebih 'tepat' seiring pertumbuhan mereka. Lalu apa yang harus dihindari ketika ananda tantrum? Berikut adalah tipsnya.

5 hal yang harus dihindari selama tantrum

1. HINDARI: MENGABAIKAN PERASAAN MEREKA

Hindari menepis atau meremehkan emosi ananda. Mungkin ayah-bunda sibuk untuk melakukan hal lainnya. Namun ayah-bunda perlu untuk memperhatikan perasaan ananda di saat-saat ini. Akui perasaan mereka, meskipun pemicunya tampak kecil, namun untuk membantu mereka merasa dimengerti dan divalidasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline