Parenting anak merupakan pengasuhan, proses pembelajaran dengan menjalankan serangkaian keputusan tentang sosialisasi kepada anak yang meliputi aktivitas memberi petunjuk, memberi makan, memberi pakaian, melindungi anak hingga tumbuh kembangnya.
Tujuan dari parenting itu sendiri adalah untuk meningkatkan pengetahuan orang tua serta meningkatkan keterampilan dalam pengasuhan anak-anak mereka. Jadi ternyata pengasuhan kepada anak-anak itu sangat penting ya ayah-bunda. Karena akan memberikan banyak pemahaman bagaimana pengasuhan yang baik bagi buah hati kita.
Pengasuhan merupakan tanggung jawab yang paling pokok untuk dilaksanakan oleh orang tua. Sehingga amat disayangkan apabila pada masa emas buah hati masih ada orang tua yang menjalani pengasuhan tanpa kesadaran pengasuhan kepada buah hatinya. Memang bukanlah suatu hal yang mudah untuk dijalani sebagai konsekuensi setelah menikah dan memiliki anak. Kebanyakan setelah menikah maka suami -- istri menginginkan kehadiran buah hati sebagai bentuk kesempurnaan keluarga dan perwujudan cinta kasih. Karena kehadiran anak menjadi tanda kesempurnaan perkawinan serta harapan dapat melahirkan generasi penerusnya kelak di masa yang akan datang. Selain munculnya harapan, kehadiran buah hati juga memunculkan tanggung jawab, dan rasa tanggung jawab inilah yang menuntut kita sebagai orang tua untuk menjadi orang tua yang baik kepada anak-anaknya.
Namun tidak semua orang tua dapat melaksanakan dan menciptakan pengasuhan untuk anak-anaknya. Kesiapan orang tua dalam menerima apa yang terjadi dalam kehidupannya tidak seluruhnya dapat dimengerti ketika tindakan impulsive memonopoli keputusan yang telah diambil. Karena memang menjadi orang tua yang baik tidak pernah ada sekolahnya, namun kita diharapkan bisa menciptakan pengasuhan sesuai dengan kebutuhan anak-anak di usianya. Apalagi tuntutan dari lingkungan mengharapkan demikian. Mengapa hal itu bisa terjadi? Berikut adalah beberapa kemungkinan yang bisa dipelajari mengapa pengasuhan anak bisa terasa lebih sulit.
Mengasuh anak bisa terasa jauh lebih sulit jika ......
1. Ayah/ bunda memiliki masalah trauma dan kesehatan mental yang belum terselesaikan.
Seseorang kadangkala sering mencoba melupakan dan mengabaikan apa yang telah terjadi dan menganggap bahwa waktu akan menyembuhkan segalanya. Padahal tidak semua masalah harus berlaku demikian. Pada kasus-kasus tertentu, penyelesaian masalah yang timbul sampai pada puncaknya harus diselesaikan segera dan mendapatkan solusi bersama untuk kemudian baru dapat dilupakan sebagai kenangan meski itu sesuatu yang pahit dan tidak menyenangkan. Karenanya penting untuk menghadapi masalah dan bukan malah lari dari masalah agar bisa keluar dari masalah itu sendiri karena hal tersebut bukanlah merupakan solusinya apalagi yang menyangkut trauma dan kesehatan mental diri sendiri.
2. Ayah/ bunda terus-menerus dalam keadaan sedang mempertahankan diri dari sesuatu yang melanda.
Bertarung dengan keadaan yang memaksa untuk memikirkannya sendiri atau malah stuck karena memikirkan tidak tahu apa yang akan terjadi dan bagaimana mengatasi hal yang sedang terjadi. dan tidak memiliki alat untuk dapat mengatur diri sendiri. Jika dengan kondisi yang demikian, maka sulit bagi ayah/ bunda bagaimana dapat memberi pengasuhan yang dibutuhkan oleh Ananda, sementara ayah/ bunda masih sibuk mengontrol diri sendiri karena sesuatu permasalahan hidup yang dihadapi. Jika demikian, maka sudah saatnya ayah/ bunda selaku orang tua mencari jalan keluarnya melalu orang ketiga yang bisa jadi adalah kedua orang tua dari ayah/ bunda maupun ke penasihat pernikahan dan psikolog.