Menjadi seorang kepala sekolah pada sebuah lembaga pendidikan membutuhkan keahlian yang tidak hanya akademis tetapi juga mental dan psikologis. Seorang kepala sekolah adalah pemimpin sekolah yang bertanggung jawab dan berperan penting terhadap kemajuan sekolah.
Oleh karenanya ditangan seorang kepala sekolahlah, lembaga dapat meraih kesuksesan serta mengantarkan sekolah dalam meningkatkan dan mengembangkan sekolah yang dipimpinnya secara efisien, efektif, mandiri, produktif, dan akuntabel dengan kemampuan kepemimpinannya yang mumpuni dan kemampuan manajerial yang tidak kalah penting pula. Sebagai seorang kepala sekolah, maka ia harus mampu memajukan sekolah yang dipimpinnya dengan kemampuan menggerakkan berbagai komponen sekolah yang ada di dalamnya.
Pengalaman penulis sebagai seorang kepala sekolah teruji pada suatu masa di Tahun 2014 ketika penulis ditawari untuk memimpin sebuah lembaga Taman kanak-kanak yang berlokasi di Cikarang Barat. Pada saat itu sekolah tersebut adalah milik PT GUNUNG GARUDA, sebuah perusahaan pabrik baja terbesar kedua setelah Krakatau Steel yang ada di Indonesia. Sekolah ini pada awalnya tidak memiliki ijin resmi dari dinas pendidikan karena dipimpin oleh seorang warga negara India namun dapat berafiliasi ke sekolah-sekolah di India yang notabene sebagian siswanya adalah warga negara India dan sebagian Cina keturunan dan warga local.
Saat pertama kali memimpin sekolah ini, maka yang saya lakukan sebagai seorang kepala sekolah adalah melakukan pembenahan baik itu secara administrasi, sumber daya manusia, fasilitas termasuk ijin sekolah dan kegiatan belajar mengajar.
Sungguh sebuah pengalaman yang sangat berharga dimana perubahan-perubahan yang saya lakukan mendapat banyak pertentangan dan keragu-raguan dari semua pihak seperti orang tua siswa (khususnya warga negara India), yayasan, dan manajemen maupun dari kalangan guru-guru. Namun dengan yakin dan pasti penulis terus menerus melakukan pembenahan dan tak lupa pula memberi keyakinan kepada mereka untuk melihat setiap detil progress yang terjadi saat itu.
Pembenahan yang dilakukan tentunya adalah pembenahan yang terukur dan terarah karena penulis merasa yakin bahwa semua yang dilakukan adalah untuk kebaikan semua. Salah satu pembenahan besar yang dilakukan oleh penulis saat itu adalah dengan menyatukan siswa expatriate yang tadinya exlusive dalam kelas tersendiri dan berbeda, menjadi kelas inclusive dimana dalam setiap kelasnya terdapat siswa yang berbeda-beda berdasarkan kemampuan dan keunikannya. Semua siswa diklasifikasikan hanya berdasar usia sekolah tanpa memandang ianya berasal dari luar negeri ataupun local.
Hal ini dilakukan dengan tujuan terjadinya persebaran interaksi yang lebih baik antara siswa lokal dan expatriate dari segi Bahasa serta kemampuan lainnya dan saling berbagi.
Setelah satu tahun berlalu dilewati dengan kritikan tajam dan pengawasan ketat, hasil yang terjadi merupakan pencapaian terbaik yang dapat diraih. Siswa meningkat kepercayaan dirinya untuk memanfaatkan Bahasa sebagai pertukaran dan komunikasi, kemampuan dalam berbahasa asing khususnya Bahasa inggris juga meningkat, terjadinya hubungan timbal balik yang positif dikalangan anak-anak maupun orang tua siswa juga tercipta.
Di akhir perpisahan pada tahun ajaran 2015, orang tua siswa yang memberikan testimony untuk sekolah sampai berurai air mata bagaimana anak-anak dapat saling menumbuhkan empati dan simpati selama terjadinya perubahan hingga banyak memiliki kemampuan yang sangat signifikan di mata orang tua dan siswa. Selain itu siswa juga mampu berprestasi di luar sekolah karena terciptanya kerjasama yang baik diantara sesama siswa tanpa ada kendala berarti terutama dalam hal berbahasa.
Dengan usaha yang telah penulis lakukan diatas, maka ketika tiba saat perlombaan Kepala Sekolah TK Berprestasi se Kabupaten Bekasi, penulis menuangkan pengalaman ini dalam sebuah metode Penelitian Tindakan Kelas yang diajukan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti perlombaan pada tahun 2019 dan mendapat Juara Harapan Ke II. Meski belum menjadi pemenang utama dalam perlombaan di Tahun 2019 ini, penulis tidak patah semangat dan mengikuti perlombaan ini kembali pada tahun berikutnya di Tahun 2020, penulis diberi kesempatan lagi untuk mengikuti Lomba yang sama pada tahun 2020 dan mendapat Juara Ke II.