Lihat ke Halaman Asli

belajar dewasa

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


mungkin hari ini

tak ada lagi hapalan perkalian

satu hingga sepuluh

di depan kelas

dengan tangan terkepal di belakang

basah oleh keringat

karena tadi malam lupa belajar

mungkin hari ini

tak ada lagi yang tersipu

menerima surat cinta pertama

di selipan buku catatan

dan belajar mengecoh satpam sekolah

hanya untuk bolos jam pelajaran

mungkin hari ini

tak kan kita temui lagi

seragam putih abu-abu

menunggu bel pulang sekolah

dengan gelisah dan terasa lambat

karena janji ke tempat mang udin

tukang bakso favorit

di sudut jalan

hari ini telah jutaan menit lewat

dari masa yang cuma ada senyum

canda sesama teman

atau jantung gemetar setiap kali ujian

hari ini telah puluhan ribu jam berlalu

sejak yang ada hanya kesenangan

dan rindu ke masa itu hanya bisa

dipendam dalam foto-foto buram

di album tua di atas lemari kamar

hari ini usia membawa kita

pergi jauh dari semua

rasa yang beda

hati yang lain

kita kini harus belajar lebih banyak

tentang air mata untuk segala alasan

tentang senyum untuk banyak hal

tentang marah pada semua sebab

tentang cinta dengan segala bentuk

dan hidup jadi tak punya tawa selepas dulu

selamat datang di kedewasaan

dunia yang lebih warna warni

dari sekedar pesta ulang tahun

dan sebagian kita gagal merayakannya

karena waktu berlari lebih cepat

dari langkah-langkah kaki kita

yang masih saja manja

karena matahari sekarang terbit lebih pagi

saat kita masih belum selesai bermimpi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline