Sore tadi, anakku yang bontot, cowok kecilku yang baru saja melanjutkan belajar di bangku SD minta dibelikan helm. Sebenarnya, agak berat untuk mengiyakan permintaannya, maklum....tanggal tua bagi PNS seperti saya ini merupakan tanggal yang memberatkan bagi segala urusan. Tetapi mengingat kesabaran anakku, yang sudah berkali-kali mau menunggu 'iya' ku setiap dia minta sesuatu, di kali waktu yang lain. Akupun gak tega.
Kutarik uang secukupnya di ATM, itupun bukan uang 'turah' (bhs. Jawa: lebihan) dari gaji saya sebulan. Kalaupun ada yang sempat masuk bank, itupun karena saya sengaja ngempet keinginan-keinginan yang sifatnya hanya untuk seneng. Dan jumlahnyapun gak seberapa, dibandingkan uang para koruptor yang di stiap bank luar negri ada. Bagaikan debu diantara planet abu-abu . Memangnya ada planet abu-abu..?
Karena sudah menjelang gelap, buru-buru aku ke toko helm..Alhamdulillah, ada yang cocok. Warna hitam, dengan sedikit gambar yang sepertinya ada dalam game yang biasa dimainkan anakku.
Setelah menemani anak-anak belajar, saya baru ingat kalau saya belum bayar registrasi untuk Kompasianival. Anakku yang tengah, cewek, kuajak untuk menemaniku. Memang, sejak menjadi ibu, saya merasa tidak nyaman jika keluar rumah malam hari sendirian. Takut ada yang ganggu..? sepertinya tidak juga ! lagipula, siapa juga yang mau gangguin emak-emak? kurang kerjaan aja...
Betapa terkejutnya aku, kartu ATM yang akan kugunakan untuk transfer gak ada dalam dompet. Lapis demi lapis kantong dompet kubuka, tetap gak ketemu..! Wadhuh..., padahal waktunya hanya 3x24 jam setelah pendaftaran. Maafkan aku Kompasianival..., mungkin aku gak bisa tepat janji. Rasanya seperti patah hati. Bagaimana tidak, sejak saya tahu Kompasianival akan digelar, saya seperti remaja yang baru kena panah asmara. Dan ketika baru akan janjian untuk ketemuan, eh.., ternyata ada saja halangan, hhhh...!!
Kompasianival, saya gak bisa mengungkapkan seluruh perasaanku padamu. Saya sendiri bingung mengidentifikasi perasaanku ini. Seneng, bingung, galau atau apa sich...?
Seneng...? jelas banget ! di kencan pertamaku ini, pasti menjadi sesuatu banget dalam sejarah hidupku. Sudah bisa kubayangkan, betapa senengnya nanti bertemu dengan kakek-nenek, bahkan buyutnya penulis handal. Seneng bisa berbagi pengalaman, tanda tangan, foto, atau bahkan mungkin berbagi souvenir (lho, kok....?) Seneng bisa bertemu pakar-pakar sesuai bidang keilmuan masing-masing Kompasianer. Saya lagi seneng berkebun, sangat mungkin di tempat kencan nanti saya bisa bertemu dengan ahli tanaman. Saya juga seneng kutak-kutik kain perca, sangat yakin saya bisa bertemu dengan pengusaha garment.
Kompasianival, saya juga bingung...!
Percaya gak, kalau saya belum pernah menginjakkan kaki di tempat kencan kita? memang, ku akui saya ini wong ndeso, kuper, jarang yang namanya jalan-jalan. Bagaimana jika nanti saya gak bisa menemukan tempat kencan kita? bagaimana jika seandainya tempatnya ketemu, tapi sudah kelewat harinya? dan kamu tentu saja gak jadi menemuiku? Maklum...saya wong Blora, ujung Timurnya Jawa Tengah. Butuh waktu belasan jam untuk bisa sampai di tempat kencan. Banyak orang menyebut bahwa orang Blora adalah wong Samin. Tapi, tak apalah..meskipun ndeso dan kuper, saya tetep bangga jadi wong Blora...Bukankah penulis terkenal Pramudya Ananta Toer juga berasal dari Blora?
Kompasianival, kamu juga pengin tahu kenapa saya galau..?
Bayangkan, kamu baru saja mengenalku, begitupun aku. Dan aku jarang berkirim surat untukmu. Sementara penggemarmu luaarrrrr biasa banyak! baik yang di dalam ataupun di luar dunia. Apakah kamu bisa menerimaku? Galaunya diriku..., apakah aku juga bisa beradaptasi dengan semua 'baru' yang menyertai kencan kita? Sungguh...! perasaan yang nano-nano bagiku.