Lihat ke Halaman Asli

Ada Apa dengan Hayom Rumbaka ?

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

“Si Mawar”, begitu sebagian badminton fans yangagak “berisik” menjulukinya. Mungkin julukan ini memang sedikit keterlaluan meski memang hanyacandaan belaka. Hal ini lebih merupakan ekspresi kekecewaan atas prestasinya yang seringkali tidak sesuai dengan yang di harapkan. Mungkin mirip-mirip dengan kekecewaan ketika semangat-semangatnya menggigit rendang yang terlihat menggiurkan tapi ternyata adalah lengkuas. Dimana sesungguhnya para fans memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap pemain ini untuk mengharumkan nama bangsa , namun penampilan sang atlet yang jadi tumpuan harapanmalah seringkali jauh dari yang di impikan. Dan sebagian fans badminton Indonesia memang sering terkenal keras dalam membuli atlet yang dianggap gagal, alih-alih memberi support mereka bahkan menjuluki Hayom sebagai “hayomwati”karena di nilai loyo dankurang memiliki semangat juang di lapangan serta belum stabilnya mentalitas bertanding yang dimiliki.

Dionysius Hayom RumbakaAtlit Bulutangkis kelahiran 22 oktober 1988 ini sempat di gadang-gadang bakal meneruskan kecemerlangan tradisi bulutangkis Indonesia di awal kemunculan kiprahnya. Memiliki postur fisik yang ideal, smash yang keras, pukulan yang lengkap serta mampu membaca alur pertandingan membuat beberapapengamat dan pelatih menilai bahwa iamemiliki kemampuan yang sanggup untuk bersaing di level elit papan atas persaingan badminton dunia. Namun prestasi puncak yang tunggu-tunggu tak kunjung datang hingga akhirnya hayom di depak dari pelatnas. Semua bertanya-tanya apa yang kurang dan salah dalam hal ini.

Bila di lihat secara umum prestasi hayom sebenarnya tidaklah terlalu jelek-jelek amat, secara rangking ia stabil menempati peringkat dua puluhan dunia dan pernah menjuarai Indonesia Grandprixgold 2011, Vietnam open Grandprix 2013, India Open Grand Prix 2010, Australian Open Grand Prix 2009 dan beberapa event level International Challenge lainya . Namun untuk standar “Indonesia” hal itu tidaklah cukup, untuk dianggap benar-benar sukses setidaknya mesti mampu menembus peringkat sepuluh besar dunia atau paling tidak menjuarai turnamen yang minimal berlevel Superseries. Menjadi Atlet badminton di Indonesia dengan sejarah prestasi yang mentradisi memang menjadi beban tersendiri yang di pikul para atlet dan membuat standar prestasi yang dinilai menjadi tinggi.

Seperti baru-baru ini, Hayom seperti ingin menunjukkan bahwa ia belum “habis” dengan menembus final German Open Grand Prix. Di semifinal ia menumbangkan tunggal putra andalan korea selatan Son Wan Ho yang belum pernah ia kalahkan sekali pun sebelumnya. Harapan fans membumbung, dan di final dia di lantakkan begitu saja dengan mudah dua set langsung oleh Jorgensen dari Denmark, kali ini fans tidak terlalu terkejut mereka sudah biasa di “PHP in” oleh Hayom. Namun tetap ada harapan bahwa bisa jadi ini merupakan tanda-tanda kebangkitan Hayom Rumbaka yang di tunggu-tunggu dunia perbulutangkisan Indonesia. Lalu di permulaan turnamen tertua dan bergengsi yaitu All England tahun ini Hayom yang memulai langkah dari babak kualifikasi terlihat menjanjikan. Mengalahkan pemain berpengalaman Malaysia Moh Arif Abdullatif, lalu menumbangkan simon santoso rekan senegaranya yang juga belum pernah sanggup ia kalahkan sebelumnya dan kemudian menaklukkan Tommy Sugiarto juara Singapore Open Superseries 2013 yang peringkatnya lebih tinggi darinya. Kembali Para Fans terpupuk harapanya untuk mendapat kejutan, apalagi melihat lawan berikutnya dianggap tidak lebih berat dari lawan yang dihadapi sebelumnya. Dan kemudian Hayom pun kalah dua set langsung dengan skor telak di putaran kedua. Fans kehabisan kata-kata.

Sejatinya kekalahan dan kemenangan dalam dunia olahraga adalah hal yang sangat lumrah dan tidak perlu terlalu di besar-besarkan. Dan keriuhan para fans yang seringkali agak keterlaluan terutama dalam mengecam atlit bisa jadi sesungguhnya adalah cerminan kecintaan kepada atlit dan harapan yang sangat besar terhadap prestasi perbulutangkisan Indonesia. Harapan buat hayom adalah terhadap reaksi para fans baik yang positif maupun yangnegatif dapat membuatnya berusaha lebih keras lagi dan menambah motivasi untuk memberikan prestasi yang terbaik.Bagaimanapun reaksi-reaksi tersebut menunjukkan bahwa ia masih ada dalam hati para fans dan mereka masih peduli dan menganggap hayom sebenarnya memiliki kemampuan untuk memenuhi harapan-harapan dan ekspektasi mereka. Para fans pun juga diharapkan agar selalu memberikan dukungan yang positif untuk dunia perbulutangkisan Indonesia dan mengurangi reaksi-reaksi yang kontraproduktif.

Kita lihat saja bagaimana Sepak terjang Hayom Rumbaka di tournamen-turnamen berikutnya. Dan tidak usah terlalu kecewa jika harapan kita di khianati lagi, biasa saja.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline