Lihat ke Halaman Asli

Menanggapi Komentar dari Kompasianer tentang Drama "Kopi Maut"

Diperbarui: 3 September 2016   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kasus "kopi maut" memang tidak akan pernah habis untuk dibahas. Banyaknya kejanggalan membuat kasus ini memiliki kubu yang pro dan kontra. Ditambah kasus ini masih terus berlanjut dan belum menemukan titik terang tentang motif apa yang menjadi latar belakang kasus ini. Hal yang wajar menurut saya, karena setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda, adanya kubu pro dan kontra malah membuat kasus ini semakin menarik untuk dikupas oleh masyarakat khususnya saya pribadi.

Tulisan saya kali ini hanya akan membahas tentang saya yang menanggapi komentar-komentar dari para kompasioner yang menanggapi artikel saya sebelumnya yaitu Drama kasus "kopi maut" dan sebuah opini.

komentar mas bambang.s :

"analis penulis hanya menirukan saksi2 ahli.yang saya simak jesica tidak memilih meja 54,,tapi diberi meja 54 ,karena meja lainnya ada yang pakai.jujur saya yakin kematian mirna akibat sianida,,tapi saya tidak yakin jesica yang melakukunnya."

Mungkin benar apa yang dikatakan mas Bambang.s, tentang Jessica tidak memilih meja nomor 54, tapi diberi nomor meja tersebut. Perlu diketahui oleh mas bambang.s, Jessica memesan meja untuk empat orang di area non-smoking. Dan kebeteluan nomor 54 itu meja yang berada di area non-smoking. Saya lihat di CCTV, Jessica sempat beberapa kali menengok meja yang ada di area non-smoking. 

Ini hanya menurut pandangan saya saja mas, Jessica memang sengaja memilih meja nomor 54. Dengan di pesannya meja di area non-smoking, sudah cukup bagi saya untuk berfikir jika Jessica sengaja memilih nomor 54. Tapi sekali lagi ini hanya tebak-tebakan saya saja.

Yang selama ini bergulir di persidangan Jessica tiba di Cafe Olivier pada jam 15.30 WIB. Kemungkinan dia datang lebih awal dari jam itu sangat berpeluangKita tidak tahu Jessica sebenarnya datang ke mall Grand Indonesia sejak kapan. Bisa saja dia memang datang lebih awal untuk mengamati aktivitas di Cafe Olivier dan mengamati meja nomor berapa yang strategis untuk melakukan aksinya tersebut. Namun sekali lagi saya tekankan ini hanya tebak-tebakan saya saja, karena segala kemungkinan yang saya tuduhkan bisa saja memang kejadiannya seperti itu, karena saya melihat Jessica itu sangat pintar. Bisa jadi dia merencanakan semua ini dengan matang.

Saya pribadi yakin 80% jika Wayan Mirna meninggal karena keracunan zat sianida, karena zat tersebut ditemukan di lambungnya. Saya juga sebenarnya ragu jika Jessica yang melakukannya, tapi kejadian paper bag itu yang mematahkan keraguan saya. Soalnya benar-benar terlihat sangat ganjil dimata saya. Apa motif Jessica melakukan perubahan letak paper bag tersebut.

komentar mas Semuel S. Lusi :

"Bukti pokok yg ditunggu adalah pelaku yg memasukkan sianida ke gelas kopi Mirna. Semua gejala 'keanehan' Jessica yg diekspose, seberapa banyak pun, dan oleh pakar psikologi se kaliber apapun, tanpa bukti pokok itu, tersangka tidak bisa ditetapkan"

Betul sekali mas tentang komentar anda. Semua gejala 'keanehan' yang ditunjukan Jessica memang lemah untuk mejadi landasan menuduh Jessica sebagai pelakunya, saya juga sangat menantikan apakah ada bukti yang "benar-benar" ada untuk menemukan siapa pelaku sebenarnya yang menaruh racun sianida kedalam gelas kopi Vietnam yang diminum Wayan Mirna. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline