Lihat ke Halaman Asli

Drama Kasus "Kopi Maut" dan Sebuah Opini

Diperbarui: 3 September 2016   00:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dramatis, hanya itu kata yang sanggup saya ucapkan ketika menanggapi kasus "kopi maut" dengan tersangka Jessica Kumala Wongso yang dituduh membunuh Wayan Mirna Salihin dengan cara memasukan racun kedalam minuman yang dipesannya yaitu ice coffe Vietnam. Kasus yang terjadi pada bulan Januari lalu itu hingga sampai saat ini masih bergulir dan entah sampai kapan akan terus bergulir. "keukeuh" nya sang pengacara tersangka yaitu Otto Hasibuan, dalam memberikan pembelaan terhadap kliennya Jessica, membuat drama ini semakin dalam saja. 

Saya paham, tugas seorang pengacara memang memberikan yang terbaik kepada kliennya, entah itu kliennya bersalah atau tidak, seorang pengacara akan selalu membela kliennya dengan 'mati-matian' sampai titik darah penghabisan kalau bisa. Berapapun saksi ahli nya, apapun keahlian saksi ahli nya, pengacara dengan jiwa kesatria akan terus berpegang teguh kepada prinsip nya bahwa kliennya tidak bersalah. Namun dalam hal ini apakah benar jika Jessica bukan pembunuh Wayan Mirna? 

Setelah melihat, mengamati, dan menyimak kasus yang sampai saat ini masih terus saja berlanjut, saya berfikir kemungkinan Jessica sebagai pembunuh Wayan Mirna sangat berpeluang. Di sini akan saya beberkan opini saya kenapa Jessica pantas dituduh sebagai pembunuh Wayan Mirna.

1. Rekaman CCTV cafe Olivier Grand Indonesia

Dalam rekaman CCTV yang saya lihat di youtube, banyak terjadi kejanggalan sikap yang dilakukan Jessica.

melakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum pesanan di antarkan

Memang tidak terlalu aneh jika hal ini dilakukan. Namun dalam kasus ini saya melihat maksud lain dari Jessica melakukan hal tersebut. Dia melakukan itu karena dia berfikir setelah selesai memasukan racun kepada minuman yang dipesan Mirna, dia bisa langsung berpamitan sebelum reaksi dari racun itu bekerja.

- memilih meja no 54 yang kurang mendapat pengawasan total dari CCTV

Posisi meja ini terhalang tembok pembatas, dan posisi kamera CCTV berada tepat dibelakang tembok tersebut. Dan segala aktivitas dari samping tidak terpantau jelas oleh CCTV. Selain itu, lingkungan di sekitar meja no 54 banyak terdapat tanaman hias yang agak tinggi sehingga semakin mengurangi pantauan dari kamera CCTV. Sebetulnya bisa saja Jessica memesan meja lain selain meja no 54, namun karena ada niatan untuk meracuni Mirna, dia membutuhkan tempat yang 'pas'. Tempat yang pengawasan CCTV kurang baik, dan terpilih meja 54 sebagai tempat untuk eksekusi.

- paper bag yang menutupi minuman diatas meja

Ini yang seharusnya mendapatkan perhatian lebih dari pihak kepolisian untuk menguak kasus kematian Wayan Mirna. Betapa janggal nya perilaku Jessica saat dimana dia menaruh paper bag diatas meja. Paper bag yang tadinya berada dilantai, lalu dia pindahkan ke atas meja sesaat setelah minuman yang dia pesan untuk Wayan Mirna datang. Didalam CCTV terlihat jelas dia melakukan gerakan seperti mengambil sesuatu dari dalam tas nya, lalu seperti menaburkannya di atas minuman yang ada dimeja. Setelah selesai dia menaruh paper bag itu kembali ke lantai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline