Lihat ke Halaman Asli

Nobel

Seorang Pelajar

Sungai Cisadane Bukanlah Tempat Pembuangan Sampah

Diperbarui: 4 November 2021   16:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Foto diambil dari manado.tribunnews.com

Sampah yang bertebaran di sungai adalah permasalahan yang kerap ditemukan oleh banyak orang, tetapi siapa sangka Sungai Cisadane yang digadang-gadang sebagai sungai yang menjadi Icon di Kota Tangerang tercemar oleh banyaknya sampah plastik. Kurangnya perhatian dari warga setempat akan hal ini menyebabkan mereka menjadi acuh tak acuh dan bersikap seolah-olah semuanya itu baik-baik saja.

Pada Rabu (27/10/2021) petang, terlihat seorang anak yang sedang berenang di Sungai Cisadane yang penuh sampah. Kejadian itu bermula dari kurangnya perhatian dari warga setempat atas sampah yang menumpuk, menyebabkan warga membuang sampah ke sungai. Hal ini menyebabkan seorang anak kecil yang biasanya berenang di sungai pun menjadi terpaksa untuk berenang disana, dikarenakan kurangnya biaya untuk berenang di kolam renang. Warga setempat pun harusnya prihatin atas insiden ini, pasalnya sampah yang tergenang di sungai dapat terbawa arus ke laut dan ekosistem laut pun akan terganggu.    

Munculnya mikroplastik dan zat-zat beracun dari plastik yang tidak sengaja terhisap oleh biota laut ini dapat berakibat fatal, dan menyebabkan biota laut yang tercemar zat beracun, atau kemungkinan yang paling parah adalah kematian biota laut. Akibat ulah kelalaian manusia sendiri dapat berdampak balik kepada manusia. Contoh yang peristiwa yang sering ditemukan sehari-hari adalah ketika ikan yang ditangkap oleh nelayan di laut tersebut memiliki kualitas ikan yang kurang segar, sehingga menimbulkan penyakit untuk manusia saat dikonsumsi.   

Untuk itulah, pentingnya menjaga kebersihan perairan kapanpun dan dimana pun kita berada, jangan sampai keegoisan itu membuat sesama manusia sengsara, melainkan kita harus berbuat baik untuk sesama. Jangan menyalahkan pemerintah, jika kita sendiri juga belum mencerminkan budaya sikap yang taat. Alam dapat berubah sedemikian rupa, baik atau buruk itu ada di tangan manusia itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline