Lihat ke Halaman Asli

Nathalia Savitri

老师, 学生

Apa Sih yang Didapat dari Program Acara "Jejak Si Gundul" dengan Teori Belajar Sosial?

Diperbarui: 27 November 2021   07:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. 

TRANS7 | Jejak Si Gundul

Nama: Nathalia Savitri

Nim: 200501072140

         Pembelajaran dari Media Massa sangatlah banyak, setiap orang pasti pernah menonton acara yang disukai atau diminati. Dari program acara tersebut kita banyak belajar hal-hal baru yang dapat dicontoh, ditiru dan diteladani.

Neal E. Miller dan John Dollard (1941) adalah penggagas pertama Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) kemudian dikembangkan oleh Albert Bandura (1960). Dalam proses belajar sosial kita perlu melalui empat tahap yaitu perhatian, pengingatan, reproduksi, motoris dan motivasional (Rakhmat, 2001:240-241). Ditekankan juga komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Teori belajar sosial juga menjelaskan perilaku manusia yang punya interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan.

         Pada pengamatan yang penulis lakukan selama 5 hari pada tayangan program acara “Jejak Si Gundul” yang tayang di Trans TV, Program magazine yang mengekspose kearifan local lewat karakter si Gundul yang serba bisa, suka menolong dan Tangguh. Tidak hanya memberikan hiburan, banyak informasi bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari yang diberikan dari aktivitas si Gundul.

Deskripsi yang diberikan pada setiap tayangan seperti cara pembuatan gula aren, pemanfaatan dari pohon asam dari buah hingga daunnya dan cara pengolahan bahan makanan dengan sangat detail sangat membantu memberikan  pengetahuan umum untuk para penonton. Si Gundul juga memberi kita pengetahuan tentang makanan khas setiap daerah yang dikunjungi serta makanan yang mungkin sudah tidak kita temui lagi di kota. Serta pengetahuan tentang pewarna merah alami dari daun jati, daun pisang yang menjadi pembungkus sekaligus cetakan kue,

         Tayangan Jejak Si Gundul tidak hanya menampilkan makanan yang diolah, si Gundul juga memberi pelajaran hidup dari perjalanannya ke setiap daerah. Memperlihatkan kehidupan desa dengan hidup yang sederhana menelusuri tiap daerah tanpa mencari kemewahan, saling menolong para warga ditiap daerah dengan hal kecil yang mungkin bagi orang lain sepele. Bagi si Gundul sendiri memiliki pengalaman langsung yang tidak sedikit, namun bagi para penonton yang tidak terjun langsung ke lapangan memiliki rasa penasaran, rasa empati dan simpati serta pembiasaan moral yang dapat dicontoh dari tayangan tersebut sehingga dapat membuat kita meneladani si Gundul dalam kehidupan sosialnya. Si gundul yang pantang menyerah dan terus mencoba dalam melakukan banyak hal dapat menjadi motivasi juga bagi kita semua

Teori efek media yang ada di program acara Jejak Si Gundul berkaitan dengan Teori Belajar Sosial (Social Theory Learning) yang merupakan pembelajaran yang tercipta ketika seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain dalam tayangan tersebut penonton yang  dapat mempelajari hal - hal baru secara individu maupun kelompok. Bagi ibu – ibu atau remaja yang suka memasak maupun pedagang makanan hingga yang ingin mencoba memulai usaha dan sedang mencari inspirasi, dapat mencontoh untuk membuat makanan tradisional maupun meniru pengolahan bahan – bahan makanan yang biasanya kita buang menjadi hal yang lebih berguna untuk kehidupan sehari – hari.

Untuk berbagai kalangan pembelajaran moral yang didapat dari saling menolong, tidak mengeluh dan pantang menyerah dapat menjadi motivasi hidup yang lebih baik. Dengan menonton Jejak Si Gundulu juga kita mendapat pengetahuan yang mungkin sudah sulit di dapat diera modern ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline