Lihat ke Halaman Asli

Berinovasi dalam Belajar

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pembelajaran berbasis kemampuan otak merupakan pembelajaran yang diselaraskan dengan cara otak yang didesain secara alami untuk belajar. Dalam perkembangan otak yang dipengaruhi oleh lingkungan dan perkembangan zaman, agar proses pembelajaran yang diterima bisa seimbang secara kompleks, maka diperlukan adanya suatu inovasi pembelajaran, sehingga otak bisa dikembangkan secara maksimal. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lain. Dalam dinamika pembelajaran ada beberapa teori yang digunakan sebagai pedoman untuk menyampaikan materi kepada peserta didik, yang disampaikan oleh para ahli terdahulu dan akhirnya mengalami pergeseran seiring dengan perkembangan zaman.

Dalam teori behaviorisme dinyatakan bahwa bahwa belajar merupakan proses pembentukan siswa untuk mencapai target tertentu sehingga siswa tidak bebas untuk berkreasi dan bereksplorasi. Teori kognitivisme lebih menekankan pada bagaimana informasi diproses dan menghasilkan sebuah informasi. Kebaikan dari teori ini adalah dimana teori ini lebih menghargai proses pembelajaran dibandingkan dengan menilai hasil pembelajaran itu sendiri.

Pada teori konstruktivisme perkembangana potensi siswa lebih ditekankan, dimana guru hanya sebagai fasilitator saja sehingga siswa dituntut untuk aktif, kreatif, dan kritis. Pembelajaran yang dilaksanakan harus mampu memberikan pengalaman nyata pada siswa. Teori konstruktivisme mengalami pergeseran dimana mengalami kemajuan seperti perkembangan teknologi. Sebagai contoh dengan adanya internet akan memudahkan siswa dalan mengakses segala informasi yang mendukung siswa uantuk berfikir kreatif.

Teori humanistik bersifat ideal yaitu memanusiakan manuasia sehingga mampu memberikan arahan terhadap semua komponen pembelajaran, dalam prosesnya semua sarana prasarana dapat digunakan asalkan dapat memanusiakan manusia. Teori ini mementingkan siswa agar berfikir induktif yaitu mementingkan pengalaman serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

Dari berbagai teori pembelajaran tersebut, tidak ada teori yang benar-benar sempurna karena masing-masing memilki kelebihan dan kekurangan, dan semuanya saling berkaitan satu sama lain, sehingga jika kita mengambil segi positif dari berbagai teori pembelajaran tersebut dan mengkombinasikannya maka tujuan dari proses pembelajaran akan tercapai secara optimal. Selain itu, gaya pendidik yang memiliki karakter berbeda-beda dalam menyampaikan materi juga ikut mempengaruhi kualitas pendidikan. Begitu pula strategi maupunmetode serta teknik pembelajaran yang digunakan. Setiap gurumempunyai karakter yang berbeda dan pertimbangan tertentu dalam menggunakan strategi , metode dan teknik dalam mengajar yang bertujuan agar siswa mampu mengoptimalkan kemampuan otaknya untuk berpikir serta potensi dan bakat yang dimiliki, sehingga ia terbiasa untuk berpikir kritis, kreatif serta mampu menjadi seorang problem solver dalam setiap masalah yang dihadapi.

Dalam prosespembelajaran,bakat yang dimiliki seorang anakakan berkembang jika dikenali, dipahami, diarahkan dan dikembangkan olehorang tua, guru dan orang-orang di sekitar anak tersebutdengan memperhatikan keadaan biologis mereka, kesiapan mental anak, dan cara mudah memberi materi secara kreatif, menarik dan menyenangkan kepada anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline